Ceramah Habib Rizieq Soal "Penggal Kepala" Putri Abdurrahman Wahid Buat Tagar TidakAtasNamaSaya!

19 November 2020, 20:53 WIB
Habib Rizieq Shihab. //Sara Salim/YouTube FRONT TV

Portalbangkabelitung.Com- Atasnamakan Islam membuat para netizen menolak atas video ceramah Habib Rizieq dalam sebuah video yang tengah viral di media sosial.

Hal tersebut mendapat penolakan keras dari seorang Putri Presiden Republik Indonesia ke-4 Abdurrahman Wahid, Alissa Wahid.

Menurut Alissa Wahid, dalam tulisannya melalui akun twiternya bahwa ceramah yang mengajak untuk berbuat kekerasan itu bukan sepatutnya dilakukan oleh muslim.

Baca Juga: Gempar! Fatwa Ulama Lirboyo Singgung Soal Habib yang Melawan Pemerintah Yang Sah

Dirinya menolak dan tak ingin diatasnamakan dengan memunculkan tagar #TidakAtasNamaSaya.

Sebagaimana Artikel ini telah terbit di Jurnal Presisi.Com dengan judul "Soal Ceramah Viral HRS 'Penggal Kepala', Putri Gus Dur: Saya Muslim Menolak Diatasnamakan" yang tayang pada 18 November 2020.

Dalam cuitan di akun Twitter pribadi miliknya @AlissaWahid mengungkapkan bahwa dirinya sebagai seorang muslim tidak menerima segala bentuk ajakan kekerasan yang menggunakan dalih agama.

Baca Juga: 5 Daftar Perguruan Tinggi atau Universitas MBBS Kedokteran dan Bedah Teratas di Asia 2020

 

“Kalau ada ceramah mengatakan "jangan salahkan umat Islam kalau besok kepalanya dipenggal di jalan" itu #TidakAtasNamaSaya. Saya Muslim, & menolak diatasnamakan untuk tindak kekejian seperti itu. #NotInMyName,” cuit Alissa Wahid dikutip pada Rabu, 18 November 2020 yang dikutip oleh Portalbangkabelitung.com melalui Jurnal Presisi.Com pada 19 November 2020.

Tangkapan Layar Cuitan Alissa Wahid:* Twitter/@AlissaWahid

Tangkapan Layar Cuitan Alissa Wahid:*twitter/@AlissaWahid


Lebih lanjut, Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian tersebut juga menjelaskan bahwa ceramah HRS dalam video berdurasi 0:40 detik itu sudah termasuk kategori Incitement to Violence atau suatu hasutan untuk melakukan kekerasan.

“Pada dasarnya, ceramah seperti itu sudah masuk kategori Incitement to Violence (hasutan untuk melakukan kekerasan). Bahaya sekali,” tulisnya dalam cuitan lain.

 

Sebelumnya, mantan Ketua MK, Jimly Asshiddiqie menggungah video berdurasi 0:40 detik yang memuat HRS tengah melangsungkan ceramah.

Baca Juga: Simak Fakta Tahapan Kecerdasan Manusia, Salah Satunya Apabila Anak Punya Teman Khayalan

Ungkapan dalam ceramah yang disampaikan HRS dalam video tersebut menyinggung mengenai kinerja pemerintah terlebih lagi kinerja Polri.

Selain itu, HRS juga menyinggung peristiwa yang terjadi di Prancis beberapa waktu lalu mengenai pemenggalan guru yang menampilkan karikatur Nabi Muhammad SAW. Hal ini dianggap sebagai bentuk penghinaan kepada Nabi umat Islam.

 

Tangkapan Layar Cuitan Jimly Asshiddiqie: * Twitter/@JimlyAs

Tangkapan Layar Cuitan Jimly Asshiddiqie:* Twitter/@JimlyAs


"Saya himbau kepada pemerintah, khususnya kepada Kepolisian kita kasih tahu. Kalau tidak mau terjadi peristiwa seperti di Perancis penghina nabi dipenggal saudara. Kami minta tolong kalau ada laporan penista-penista agama diproses dong. Betul? Yang menghina nabi, menghina Islam, menghina ulama, Proses! Betul? Kalau tidak di proses jangan salahkan umat Islam kalau besok kepalanya ditemukan dijalanan.Takbir! Allahu Akbar! Siap Bela Nabi! Siap Bela Nabi! Siap Mati untuk Rasullullah! Takbir!," kata Habib Rizieq dalam sebuah video ceramah yang diunggah Jimly.

Jimly menilai bahwa ceramah yang lanturkan oleh HRS ini merupakan salah satu contoh ceramah yang bersifat menantang penuh dengan kebencian dan harus ditindak oleh aparat.

"Ini contoh ceramah yg bersifat menantang & berisi penuh kebencian & permusuhan yang bagi aparat pasti harus ditindak," tulis Jimly dalam akun pribadinya @JimlyAs dikutip pada Rabu, 18 November 2020.

Baca Juga: Makanan Berikut Wajib Dihindari Pengidap Kolesterol Tinggi

Ia juga mengungkapkan bahwa ceramah tersebut harus dihentikan karena mengandung kebencian dapat mengundang provokatif yang meluas.

 

"Jika dibiarkan provokasinya bisa meluas & melebar. Hentikan ceramah seperti ini, apalagi atasnamakan dakwah yang mesti dengan hikmah & mau'zhoh hasanah," tukas Jimly.*** (Jurnal Presisi.Com/Jazila Nailatunni'mah)

Editor: Muhammad Tahir

Sumber: Jurnal Presisi

Tags

Terkini

Terpopuler