Dibalik Politik Supersemar yang Terjadi pada 11 Maret 1966.

- 26 Maret 2021, 00:24 WIB
Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar
Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar /commons.wikimedia.org/Hendradiningrat/

Namun, tidak pernah ada bukti yang jelas bahwa ketujuh perwira ini merencanakan kudeta militer terhadap Soekarno. Selain itu, tidak ada bukti yang jelas bahwa partai komunis (PKI) berada di belakang aksi mogok kerja untuk mencegah kudeta militer.

 

Padahal, Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Kepala Komando Cadangan Strategis (Kostrad), langsung menyalahkan PKI.

 

Mendapati hal itu terjadi, pasukan komando segera mencurigai komunis hingga pada akhirnya mereka harus dibantai di Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Sumatera Utara yang diperkiraan jumlah korbannya mencapai 400.000 dan satu juta orang.

Baca Juga: Alokasi Anggaran BP2MI Dinilai Sangat Rendah, DPR RI Dorong Naik 3 Kali Lipat

Diduga bahwa pembunuh komunis ini adalah unit tentara, geng sipil yang menerima persenjataan dari militerdan sayap pemuda militan Ansor dari Nahdlatul Ulama hingga pembunuhan keji ini harus berlanjut hingga tahun 1965 dan 1966.

 

Sementara itu, mulai awal tahun 1966, Angkatan Darat mengadakan demonstrasi mahasiswa anti-Soekarno dalam upaya untuk meningkatkan kekacauan di ibu kota Jakarta dan dengan demikian meningkatkan tekanan terhadap Soekarno.

 

Halaman:

Editor: Suhargo

Sumber: Ringtimes Banyuwangi (PRMN)


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah