Gembala di Beoga Ceritakan Aksi Brutal KKB yang Bunuh Anak Perempuan Mereka

- 17 April 2021, 19:18 WIB
Ilustrasi - KKB di Papua.
Ilustrasi - KKB di Papua. /Foto: Pixabay/Clker-Free-Vector-Images/

Portal Bangka Belitung- TNI dan Polri kembali melakukan pemeriksaan TKP pembakaran gedung sekolah dan penembakan dua guru Beoga yang dilakukan oleh KKB, yang berlokasi di Kampung Julukoma, Beoga, Puncak, Papua.

Dalam pemeriksaan tersebut, TNI-Polri mendengarkan cerita seorang gembala di Beoga aksi brutal KKB kepada masyarakat Beoga, Puncak, Papua yang belum mereka ketahui. 

Gembala sekaligus pendeta yang bernama Jupinus Wama di Beoga itu merasa bersyukur karena keamanan Beoga sudah dijaga oleh aparat TNI-Polri.

Baca Juga: [UPDATE] Kasus Positif Covid-19 Indonesia pada 17 April 2021, Positif Naik 5.041, Meninggal 132

Jupinus juga menyampaikan, bahwa semenjak TNI-Polri memperketat keamanan di area wilayah Beoga, kampungnya sejauh sudah bebas dari aksi teror KKB.

Lanjut bercerita, gembala di Beoga itu dengan pilu mengatakan bahwa aksi teror KKb sudah lewat dari batas wajar dan tak bermoral.

Selain merusak lingkungan tempat tinggal masyarakat Beoga seperti membakar sekolah, KKB juga telah memperkosa dan membunuh anak perempuan di wilayah Beoga, Papua.

Baca Juga: Resmi, Pelaku Penganiaya Perawat RS Siloam Dijerat dengan Pasal Berlapis

“Kami para gembala sudah tidak dianggap lagi, kampung kami (Kampung Julukoma, Beoga) sudah hitam karena KKB,” tutur gembala di Beoga itu kepada TNI-Polri.

Gembala Beoga yang satu ini mengutarakan perasaannya, yang juga mewakili perasaan seluruh masyarakat beoga, kepada TNI-Polri kalau mereka semua sudah marah.

“Masyarakat Marah, tuan tanah marah, Tuhan marah, kami semua sudah marah. Karena yang mereka kasih hancur bukan hanya gedung sekolah saja, tapi kita punya anak-anak perempuan mereka kasih hancur,” lanjut Jupinus kepada TNI-Polri.

Baca Juga: Angin Kencang Hantam Desa Sanglar, Tewaskan Bayi Berusia Empat Bulan dan Puluhan Bangunan Rusak

“Kami sudah di rumah-rumah pun mereka kasih hancur,” tutur Jupinus masih bercerita pada TNI-Polri pada Jumat, 16 April 2021.

Meskipun Jupinus ini marah dan sedih saat bercerita, namun ia mengatakan mulai semangat kembali dengan adanya aparat TNI-Polri di Beoga pasca semua teror yang KKB lakukan.

Jupinus juga bercerita kalau sebelum TNI-Polri mengamankan kampungnya, warga Beoga sangat takut sampai-sampai harus sembunyi di hutan.

Baca Juga: Teror Terus Berlanjut, KKB Bakar Rumah Kepala Suku dan Perumahan Guru di Kabupaten Puncak

“Sekarang sudah aman, bapak-bapak (TNI-Polri) sudah datang, kita panggil kembali keluarga yang sudah hilang di hutan dan guru-guru," jelas gembala di Beoga yang satu itu.

Jupinus, selaku pendeta dan gembala di Beoga, menjelaskan bahwa warga Beoga yang sembunyi di hutan sebelum TNI-Polri datang, karena teror KKB sudah terlalu banyak dan tidak bermoral.

Artikel ini sebelumnya telah terbit di MediaMegalang.com dengan judul "Gembala Di Beoga Cerita KKB Habisi Anak Perempuan Mereka ke TNI-Polri: Kami Semua Sudah Marah" Pada 17 Maret 2021*** (Media Megelang/Tia Astuti)

Baca Juga: Twitter Menjadi Medsos Tertinggi Sebar Ujaran Kebencian dan SARA

 

Editor: Suhargo

Sumber: Media Magelang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x