Rocky Gerung Kritik Presiden Jokowi yang Sebut Padang Sebagai Provinsi: Pake Teks Salah, Gak Pakai Teks Salah

- 20 Mei 2021, 11:06 WIB
Rocky Gerung
Rocky Gerung /YouTube/Rocky Gerung Official.

Portal Bangka Belitung – Baru-baru ini presiden Jokowi salah menyebutkan Kota Padang dengan sebutan 'Provinsi Padang'.

kesalahan ini menjadi sorotan publik, karena sebelumnya Jokowi juga membuat pernyataan ‘blunder’ mengenai Babi Panggang (Bipang) Ambawang dan saat itu, Jokowi menggunakan teks untuk membacakan pidatonya.

Salah satu pengamat politik, Rocky Gerung turut membuka suara terkait kesalahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai kota dan provinsi Padang.  

Baca Juga: Kontoversi 75 Pegawai KPK Tak Kunjung Henti, Presiden Jokowi Ambil Langkah Ini

Dalam pidato kali ini, Jokowi tidak menggunakan teks dalam pidatonya, namun sebelumnya mengenai Babi Panggang (Bipang) Ambawang dan saat itu, Jokowi menggunakan teks untuk membacakan pidatonya.

Rocky Gerung mengkritik Jokowi yang menggunakan teks maupun tidak selalu salah.

“Iya, pake teks salah, gak pakai teks salah. Jadi sebetulnya gak usah ngomong aja kan supaya gak salah,” ujar Rocky sambil tertawa dilansir melalui Youtube Rocky Gerung Official.

Menurut Rocky hal ini memang sepele namun karena banyak kekeliruan maka orang mulai menguliknya.

Baca Juga: Harga Bitcoin Turun Drastis, Benarkah Negara Tiongkok Menjadi Penyebabnya?

“Jadi ini hal yang sepele sebetulnya, kadang kala juga orang bikin kekacauan fakta yang sebetulnya gak dosa-dosa amat, cuma karena di belakangnya ada banyak kekeliruan lalu orang, pers lalu mengulik hal yang sebetulnya sepele,” kata dia.

Namun dari kesepelean itu memperlihatkan Jokowi tidak memiliki kapasitas tertentu, kata Rocky.

“Tapi kesepelean itu justru yang memperlihatkan bahwa ada kapasitas tertentu yang tidak dimiliki oleh presiden, yaitu soal-soal yang sebetulnya sangat elementer,” ujarnya.

Baca Juga: Selamat Hari Kebangkitan Nasional yang ke-113, Berikut Link Twibbon Harkitnas Lengkap dengan Cara Membuatnya

Rocky lalu memberikan saran, seharusnya saat itu Jokowi bawa santai saja pidatonya dengan membuat sebuah candaan.

“Kan mustinya presiden pada saat itu, waktu dia salah omong ya bercanda aja, ‘oh ya yang saya maksud adalah Sumatra Barat, tapi saya ingin saya ditertawakan hari ini’, itu bisa dicairkan kan dia bisa mulai dengan semacam itu,” ungkap dia.

Tapi karena terbiasa menggunakan teks dan saat itu tidak menggunakan teks malah semakin salah.

Baca Juga: Rayakan Harkitnas dengan Semangat Juangmu! Berikut 5 Puisi Bertema Hari Kebangkitan Nasional

“Tapi justru karena terbiasa pake teks, begitu gak pake teks justru jadi ngaco,” jelasnya.

Menurut Rocky, istana tidak perlu memberikan klarifikasi karena ini merupakan masalah yang kecil.

“Tapi kalau ada logic mah gak perlu klarifikasi kan justru karena gak ada logic klarifikasi terus dan sebetulnya nih istana ngapain juga diklarifikasi, biarin ajalah dengan sedikit bercanda, gak usah secara official musti klarifikasi,” imbuhnya.

Baca Juga: Kecelakaan Lalu Lintas selama Operasi Ketupat 2021 Tercatat Sebanyak 1.291 Kejadian, Naik Hingga 100 Persen

Lebih lanjut Rocky memberikan perumpamaan dan menyinggung istana.

“Itu sama seperti, korektor pembaca naskah itu, dia bisa ngoreksi naskah dia sekarang ngoreksi disertasi. Jadi satu istilah mungkin dia gak tau tapi dia koreksi, salah lagi kan.”

“Begitulah istana tuh, sudah biasa mengoreksi hal yang sepele, yaudah yang sepele aja,” katanya.

Baca Juga: Anak Anggota DPRD Bekasi Ditetapkan Sebagai Tersangka Kasus Pencabulan Anak Di bawah Umur

Hal ini dibesar-besarkan oleh orang karena ketidaksukaan terhadap Jokowi sudah menumpuk.

“Jadi banyak hal yang sebetulnya bahan yang biasa, tapi karena orang sudah menumpuk kejengkelannya maka presiden keseleo lidah pun dianggap keseleo otak,” ucapnya lagi. ***

Editor: Suhargo

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x