Memperingati Hari Lahir Pancasila, Pemerintah dan Tokoh Politik Diminta Perbaiki Ketimpangan Sosial

- 1 Juni 2021, 09:52 WIB
Ilustrasi Pancasila
Ilustrasi Pancasila /Muhammadiyah.or.id

Portal Bangka belitung- Tepat tanggal 1 Juni 1945, presiden pertama RI, Ir. Soekarno membacakan 5 rancangan dasar negara Indonesia atau yang dikenal dengan Pancasila.

Mengingat peristiwa bersejarah tersebut, maka dari itu pada tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahir Pancasila.

Gede Pasek Suardika selaku Sekretaris Jendral Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) menyampaikan, momentum untuk membumikan Pancasila menjadi dasar dan landasan bagi sikap dan perilaku Bangsa Indonesian harus diterapkan kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Arab Saudi Belum Beri Kepastian ke Indonesia, Ibadah Haji 2021 Batal Dilakukan? Begini Penjelasan Kemenag

"Bukan sekadar acara seremonial tahunan dan nostalgia sejarah," kata Gede Pasek, dalam keterangannya, Selasa 1 Juni 2021.

Menurut Gede Pasek, budaya Demokrasi Pancasila sangat mendesak untuk dihadirkan dalam perikehidupan politik.

Hal ini terutama ditujukan kepada partai-partai politik, para elit, para tokoh utama bangsa, agar proses demokratisasi di Indonesia dijauhkan dari liberalisme politik yang berbiaya mahal dan tidak mencerminkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Baca Juga: Nilai-Nilai Luhur Pancasila Sebagai Pemersatu Bangsa

Kompetisi politik yang liberal dan berbiaya mahal yang bertemu dengan arus politik aliran akan bisa memunculkan efek destruktif bagi demokrasi Indonesia.

Sebagai ideologi negara, Pancasila harus disosialisasikan dan dipraktekkan dengan semangat merangkul dan mempersatukan kemajemukan bangsa.

"Bukan memukul dan menyingkirkan karena perbedaan," ujarnya.

Ia juga menyampaikan, bahwa semboyan negara RI, Bhinneka Tunggal Ika merupakan dasar untuk mempraktekkan Pancasila inklusif dan tidak justru dijadikan sebagai alat pukul politik.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Malam Ini 31 Mei 2021, Terbongkar Rahasia Mang Dadang Soal Kubur Nindy

"Semangat kekitaan yang harus dimajukan, bukan semangat keakuan," ujarnya.

Ia meminta Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) untuk meningkatkan peran mereka dalam merumuskan formula operasional tentang 'ber-Pancasila' di dalam setiap dimensi kehidupan.

Termasuk, dengan makin banyak mengundang masukan dari berbagai elemen publik.

Lebih utama lagi kata dia, adalah bagi generasi baru dan kaum milenial yang mempunyai kharakter dan cara pandang baru.

Baca Juga: Langkah Jokowi Dalam Percepatan Pembangunan Ekonomi Nasional Dalam Rangka 1 Juni Hari Lahir Pancasila

Gede Pasek juga mendesak para aktor politik, pemerintahan dan ekonomi untuk benar-benar memperhatikan masalah ketimpangan sosial dan ekonomi.

Menurutnya realitas kehidupan sosial dan ekonomi yang timpang adalah faktor yang paling potensial menyulut terjadinya konflik horisontal.

"Prinsip Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Demokrasi tidak akan kesulitan mengejawantah (mewujud), jika Keadilan Sosial jauh di awang-awang. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat, bukan adil hanya untuk golongan tertentu," kata dia.***

Editor: Suhargo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x