Network
Portalbangkabelitung.com- Ramai beredar sebuah video yang menampilkan berita jika Rusia pernah membantu Indonesia saat akan diserang negara tetangga pada 2015.
Dalam video itu dijelaskan jika bantuan yang diberikan berkaitan dengan eksekusi mati dua dari sembilan warga Australia.
Hal ini dikenal sebagai Bali Nine, dua warga negara Australia itu menyelundupkan heroin seberat 8,3 kilogram dari Indonesia ke Australia sepanjang tahun 2005.
Baca Juga: Barcelona Serius Ingin Boyong Raphinha, Siap Tawarkan Harga Tinggi Ke Leeds United
Hukuman mati tersebut membuat Indonesia disebut mendapatkan tekanan besar dari Australia, Brazil, dan Prancis.
Tekanan itu sampai harus mengerahkan kekuatan militer dan bersiaga perang.
Hal itu membuat kapal-kapal milik Rusia berjaga di dekat Australia untuk membantu Indonesia.
Baca Juga: Tak Kenal Jera, Bareskrim Polri Tangkap 4 Orang Pegawai Pinjol Yang Kerap Ancam Nasabah
Namun, setelah ditelusuri kembali, peristiwa tersebut sama sekali tidak terkait dengan eksekusi mati dua pelaku Bali Nine pada 2015.
Diketahui saat itu Rusia mengirim armada kapal perang ke Australia yang menunjukkan ketegangan menjelang pertemuan G20.
Hal ini karena ketegangan hubungan diplomatik antara kedua negara atas kecelakaan pesawat MH17.
Baca Juga: Rocky Gerung Sebut Megawati Kini Adalah Oposisi Dari Presiden Jokowi, Ada Apa?
Ketegangan kedua negara itu dipicu setelah Perdana Menteri Australia saat itu, Tony Abbott mengecam keras Rusia atas dugaan perannya dalam penembakan jatuh pesawat penumpang Malaysia Airlines di Ukraina Timur pada Juli 2014.
Tidak ada keterkaitan armada laut milik Rusia yang berada didekat Australia dengan urusan Bali Nine.
Jadi, fakta dari "Rusia Pernah Siagakan Armada Laut Untuk Membantu Indonesia Melawan Autralia Saat Kasus Bali Nine" adalah tidak benar alias hoaks.***
