Indonesia Temukan Vaksin Covid-19, Dalam Waktu Dekat Akan Disalurkan ke Masyarakat

- 20 Oktober 2020, 09:52 WIB
dr Reisa, Juru Bicara Satgas Covid-19
dr Reisa, Juru Bicara Satgas Covid-19 /Biro Press Keseketariatan Presiden

Portalbangkabelitung.com- Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 dr Reisa Brotoasmoro mengatakan vaksin yang akan diberikan itu, sudah melalui tahapan uji klinis yang ketat disertai pengawasan.

Pengawasan pun dilakukan dari lembaga otoritas milik pemerintah, maupun lembaga internasional yang mengurusi kesehatan.

"Masyarakat diminta tidak lagi meragukan manfaat dari vaksin Covid-19 yang nantinya akan diberikan pemerintah," ujarnya dalam keterangan pers perkembangan penanganan pandemi Covid-19 di Kantor Presiden sebagaimana disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin 19 Oktober 2020 kemarin.

Baca Juga: Dari Rossi Hingga Ronaldo, Para Atlet Dunia Ini Positif Covid-19

Menurtunya, vaksin adalah bentuk upaya pembuatan kekebalan tubuh untuk melawan penyakit.

hal Ini merupakan pencegahan agar masyarakat tidak perlu terpapar penyakit dahulu untuk menumbuhkan kekebalan tubuh atau imunitas. 

Pemerintah sendiri mengadakan vaksin Covid-19 dengan mengembangkan sendiri Vaksin Merah Putih yang dilakukan Lembaga Biologi dan Molekuler Eijkman, dan kerjasama dengan negara-negara yang sedang mengembangkan vaksin.

Baca Juga: Jepang Ungkap Riset Baru, Tingkat Kelembapan Mempengaruhi Penyebaran Aerosol Covid-19

Pemerintah dalam pengembangan dan pengadannya pun sesuai pedoman dan saran Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), para ahli serta para ulama dan umara termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Dengan begitu, manfaat vaksin sudah dikaji secara mendalam dan tidak perlu diragukan lagi.

Ia mengatakan, Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin yang juga Ketua Umum MUI telah menyatakan bahwa para ulama terlibat aktif dalam persiapan ini.

Baca Juga: Berbuntut Panjang, KAMI Jabar Salurkan Dana 12 Juta untuk Logistik Demo Tolak UU Omnibus Law Cipker

"Menurut Wapres demi kemaslahatan bersama, vaksin teraman dan terbaik akan direkomendasikan ulama dan umara untuk melindungi masyarakat," lanjut Reisa.

Lalu BPOM sendiri telah mempersiapkan persetujuan penggunaan dalam keadaan darurat atau emergency use of authorization.

Juga BPOM memantau langsung lokasi uji klini Bio Farma yang ditempatkan di Universitas Padjajaran di Kota Bandung.

Baca Juga: Harga dan Spesifikasi Terkini Kamera DSLR Canon Bulan Oktober 2020

Bahkan juga melakukan pemantauan langsung fasilitas-fasilitas pengembangan vaksin yang dimiliki negara-negara lain.

Tak hanya itu, Reisa menambahkan bahwa PT Bio Farma yang merupakan produsen vaksin, terpilih menjadi salah satu produsen untuk Coalition for Epidemic Preparedness Innovation (CEPI).

Hal itu menyatakan bahwa BUMN tersebut siap memproduksi obat Covid-19 yang teruji di tingkat dunia.

Baca Juga: Galau? Berikut Filosofi Witing Tresna Jalaran Saka Kulina sebagai Solusi Mengenal Cinta

Karenanya tak heran vaksin-vaksin produksi Bio Farma selama ini telah digunakan di lebih dari 100 negara terutama negara muslim.

Menurut Reisa, PT Bio Farma juga menjadi center of excellence untuk vaksin dan bio teknologi di negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI).

Dalam memenuhi kebutuhan vaksin dalam negeri, Reisa menyebut ada 3 cara yang dilakukan pemerintah.

Baca Juga: Terlena Isu UU Cipta Kerja: Jokowi Terbit Perpres No 99 Th 2020, Atur Pengadaan Vaksin dan Vaksinasi

Pertama mengembangkan vaksin Covid-19 Merah Putih dan kerjasama PT Bio Farma dengan Sinovac asal China.

Cara kedua, Indonesia telah mendapat komitmen dari 4 kandidat vaksin yaitu Astrazeneka, Simovac, Cansino dan Sinopharm dalam pembelian vaksin luar negeri.

"Setelah vaksin-vaksin itu disetujui WHO, maka vaksin itu akan diproduksi dan tiba di Indonesia secara bertahap," jelasnya.

Baca Juga: Diprediksi Tiga Bulan lagi! Peluncuran Vaksin Covid-19

Cara ketiga, pemerintah menggandeng lembaga internasional yaitu CEPI dan Gavi Alliance untuk mendapat akses vaksin dalam kerangka kerjasama multilateral dan skema ini melibatkan WHO dan Unicef mulai dari pengembangan, distribusi dan pelaksaanaan vaksinasi nantinya.

"Vaksinasi merupakan upaya pemberian kekebalan tubuh untuk melawan virus yang sudah dikenali. Yang manjur untuk mengendalikan wabah, bahkan memberantas dan menghilangkan wabah dan penyakit di dunia,"tuturnya.

"Seperti cacar dan polio. Vaksin adalah pelengkap dan datang secara bertahap, serta digunakan sesuai skala prioritas. Namun kita tidak boleh lengah dan menurunkan disiplin 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan," pesan Reisa.***

Editor: Muhammad Tahir

Sumber: SETNEG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x