Bahkan dalam selebaran identitas korban yang meninggal dunia atas tragedi di Kanjuruhan juga menimpa balita umur 2 tahun.
Ada banyak korban yang tidak ikut campur kerusuhan namun meninggal dunia, diduga mereka kehabisan oksigen.
Penyebab banyaknya korban suporter Arema FC dan Persebaya diduga karena gas air mata yang digunakan para aparat kepolisian untuk menertibkan keadaan.
Bermula dari kekecewaan penonton terhadap Arema FC yang kalah skors dengan Persebaya yaitu 2-3.
Selang pertandingan selesai, suporter Arema pun menghampiri para pemain dan menyampaikan kekecewaannya.
Para polisi yang mencoba menertibkan dengan melakukan beberapa tindakan, namun dinilai terlalu arogan hingga banyak korban yang meninggal dunia.
Saat ini pihak kepolisian sudah merilis nama dan identitas korban kerusuhan Kanjuruhan, Malang.