Berlakukan Status Darurat Selama Satu Tahun, Militer Myanmar Akan Adakan Pemilu Baru

- 17 Februari 2021, 16:46 WIB
Militer Myanmar
Militer Myanmar /Xinhua

"Lepaskan pemimpin kami segera. Kekuatan rakyat, kembalikan," teriak massa demonstran.

Saat ditanya tentang penahanan Aung San Suu Kyi dan presiden, dia mengatakan militer akan mematuhi konstitusi.

Meskipun kendaraan lapis baja dan tentara telah ditempatkan di beberapa kota besar pada akhir pekan, para demonstran tetap melakukan kampanye untuk menentang aturan militer yang menuntut pembebasan Suu Kyi.

Selain demonstrasi di kota-kota besar di seluruh Myanmar, gerakan pembangkangan sipil telah membawa pemogokan kerja yang melumpuhkan banyak fungsi pemerintahan.

Baca Juga: Polisi Cium Dugaan Mark Up Anggaran Otsus Papua dan Papua Barat

Massa juga berkumpul di dua tempat di kota utama Yangon, mereka berharap untuk menekan staf agar bergabung dengan gerakan pembangkangan sipil.

Sekitar 30 biksu Buddha memprotes kudeta dengan berdoa di Yangon, sementara ratusan pengunjuk rasa berbaris melalui kota pantai barat Thandwe.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebelumnya telah memperingatkan junta militer Myanmar tentang "konsekuensi yang parah" untuk setiap tanggapan keras terhadap demonstrasi.

Sebagaimana artikel ini telah terbit di media Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Militer Mynmar Jamin Adakan Pemilu Baru dan Berjanji Serahkan Kekuasaan kepada Pemenang" yang tayang pada 16 Februari 2021.*** (Pikiran Rakyat/Julkifli Sinuhaji)

Halaman:

Editor: Suhargo

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah