Menteri Kesehatan Yordania Dipecat Setelah 7 Orang Pasien Covid-19 Meninggal Karena Kekurangan Oksigen

- 15 Maret 2021, 13:15 WIB
Petugas berjaga-jaga di gerbang rumah sakit pemerintah di Kota Salt, Yordania, Sabtu, 13 Maret 2021.
Petugas berjaga-jaga di gerbang rumah sakit pemerintah di Kota Salt, Yordania, Sabtu, 13 Maret 2021. /REUTERS / Muath Freij

Portalbangkabelitung.com - Pandemi Covid-19 hingga saat ini masih terus berlangsung di seluruh dunia.

Sejak pertama kali ditemukan di China pada Desember 2019 silam, jumlah kasus positif Covid-19 di dunia terus mengalami peningkatan.

Pandemi Covid-19 juga telah memberikan dampak negatif hampir di seluruh aspek kehidupan manusia.

Baca Juga: Kekurangan Tempat Tidur dan Unit Perawatan Intensif, Palestina Akan Bangun RS Darurat

Di Yordania tujuh orang pasien Covid-19 meninggal akibat adanya pemadaman oksigen.

Akibat kejadian ini, polisi dikatakan harus menahan ratusan kerabat korban yang marah tidak terima dengan tindakan semberono tersebut.

Dikutip Portalbangkabelitung.com dari Pikiran-Rakyat.com, kegagalan sistem perawatan intensif, bersalin, dan bangsal virus Covid-19 terjadi pada Sabtu, 13 Maret 2021 di Rumah Sakit Pemerintah Salt di sebelah barat ibu kota Amman.

Baca Juga: Malaysia Beri Hukuman Tegas Kepada Warganya yang Menyebarkan Berita Hoaks Covid-19

Karena insiden yang berujung pada tewasnya tujuh orang pasien Covid-19 ini, Perdana Menteri Bisher al Khaswaneh langsung mengambil tindakan tegas.

Ia langsung memberhentikan Menteri Kesehatan Nathir Obeidat dari jabatannya..

Dalam keterangannya setelah itu, dia menyatakan bahwa pemerintah akan menanggung semua kesalahan yang terjadi akibat kesalahan perawatan tersebut.

Baca Juga: Selalu Gagal Hamil dalam Satu Tahun, Wanita ini Baru Mengetahui Dirinya Laki-Laki di Usia 25 Tahun

"Ini adalah kesalahan besar yang tidak bisa dibenarkan atau diterima. Saya merasa malu dan memutuskan tidak akan membenarkannya," kata al Khaswaneh beberapa waktu lalu.

Al Khaswaneh mengaku pihaknya kini sedang menunggu hasil penyelidikan yudisial terkait insiden tersebut.

Di sisi lain, Obeidat mengaku ia memikul 'tanggung jawab moral' akibat peristiwa tersebut.

Baca Juga: Lagi! 13 Orang Tewas Dalam Aksi Unjuk Rasa Myanmar, Pemerintah Sipih akan Buat UU untuk Membela Diri

Ia heran karena bagaimana bisa bangsal yang menampung pasien Covid-19 kehabisan oksigen selama satu jam.

Kemarahan para warga sipil tak bisa dibendung setelah peristiwa ini terjadi.

Bahkan, Raja Abdullah harus mengunjungi rumah sakit tersebut demi melakukan tindakan yang dinilai bisa meredakan ketegangan.

Baca Juga: Pemerintah China Merencanakan Pendidikan Berbasis Prinsip Tradisional China

Yordania menghadapi lonjakan infeksi COVID-19 yang terutama disebabkan oleh transmisi cepat varian virus Covid-19 yang pertama kali diidentifikasi di Inggris.

Yordania, dengan populasi sekitar 10 juta, telah mencatat 385.533 kasus COVID-19 dan 5.224 kematian.

Sebagaimana artikel ini telah terbit di media Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Tujuh Pasien Covid-19 Meninggal Karena Kekurangan Oksigen, Raja Yordania: Ini Kesalahan Besar" yang tayang pada 15 Maret 2021***(Pikiran Rakyat/Alza Ahdira)

Editor: Suhargo

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah