Pada 5 Maret 2021, pihak CDC Guangdong pun memulai urutan genetik pada sampel mereka, dan mengonfirmasi temuan varian baru virus Corona pada Jumat, 12 Maret 2021 lalu.
Baca Juga: Malaysia Beri Hukuman Tegas Kepada Warganya yang Menyebarkan Berita Hoaks Covid-19
“Ada penelitian yang menunjukkan bahwa varian dari Nigeria membuat virus Corona lebih menular,” ujar pihak CDC Guangdong dalam sebuah pernyataan, dikutip Portalbangkabelitung.com dari Pikiran-Rakyat.com, Senin, 15 Maret 2021.
Pihak CDC Guangdong juga menyampaikan bahwa orang yang telah sembuh dari Covid-19 dapat terinfeksi kembali.
“(Varian Nigeria) mungkin lebih mudah membantu virus menghindari antibodi yang menetralkan, dan yang sembuh dapat terinfeksi lagi,” katanya.
Mutasi B1525 pertama kali terdeteksi pada pertengahan Desember 2020 di Nigeria, tetapi telah menyebar ke 26 negara lain.
Beberapa negara tersebut termasuk Denmark, Australia, Amerika Serikat, dan sekarang juga teridentifikasi di China.
Sebelumnya, dua varian lain yang terdeteksi pertama kali di Inggris dan Afrika Selatan, juga telah ditemukan pada wisatawan yang tiba di China.
Baca Juga: Pemerintah China Merencanakan Pendidikan Berbasis Prinsip Tradisional China