Varian Baru Corona dari Nigeria,B1525 Ditemukan di China

- 15 Maret 2021, 14:55 WIB
ilustrasi virus corona
ilustrasi virus corona / geralt/pixabay.com/

Portalbangkabelitung.com - Pandemi Covid-19 hingga saat ini masih terus berlangsung di seluruh dunia.

Sejak pertama kali ditemukan di China pada Desember 2019 silam, jumlah kasus positif Covid-19 di dunia terus mengalami peningkatan.

Beberapa varian virus Corona baru juga telah ditemukan di berbagai negara. 

Baca Juga: Menteri Kesehatan Yordania Dipecat Setelah 7 Orang Pasien Covid-19 Meninggal Karena Kekurangan Oksigen

Kasus infeksi pertama dari varian baru virus Corona ditemukan di China. Varian baru virus Corona yang lebih cepat menular tersebut ditemukan di bagian selatan Provinsi Guangdong.

Berdasarkan pengumuman pada Minggu, 15 Maret 2021, Pusat kontrol dan pencegahan penyakit nasional (CDC) menemukan dua pasien yang terinfeksi varian B1525.

Varian yang pertama kali terdeteksi di Nigeria tersebut, ditemukan pada dua orang yang baru saja tiba dari Inggris.

Baca Juga: Kekurangan Tempat Tidur dan Unit Perawatan Intensif, Palestina Akan Bangun RS Darurat

Pada 21 dan 22 Februari 2021, saat dikarantina, kedua orang tersebut diidentifikasi sebagai carrier Covid-19, dan telah ditempatkan di bawah pengawasan rumah sakit.

Sementara itu, tidak ada informasi lebih lanjut terkait apakah keduanya melakukan perjalanan secara bersama-sama atau tidak.

Pada 5 Maret 2021, pihak CDC Guangdong pun memulai urutan genetik pada sampel mereka, dan mengonfirmasi temuan varian baru virus Corona pada Jumat, 12 Maret 2021 lalu.

Baca Juga: Malaysia Beri Hukuman Tegas Kepada Warganya yang Menyebarkan Berita Hoaks Covid-19

“Ada penelitian yang menunjukkan bahwa varian dari Nigeria membuat virus Corona lebih menular,” ujar pihak CDC Guangdong dalam sebuah pernyataan, dikutip Portalbangkabelitung.com dari Pikiran-Rakyat.com, Senin, 15 Maret 2021.

Pihak CDC Guangdong juga menyampaikan bahwa orang yang telah sembuh dari Covid-19 dapat terinfeksi kembali.

“(Varian Nigeria) mungkin lebih mudah membantu virus menghindari antibodi yang menetralkan, dan yang sembuh dapat terinfeksi lagi,” katanya.

Baca Juga: Terjadi Pembekuan Darah pada Penerima Vaksin, Sebagian Negara Menunda Penggunaan Vaksin Covid-19 AstraZenca.

Mutasi B1525 pertama kali terdeteksi pada pertengahan Desember 2020 di Nigeria, tetapi telah menyebar ke 26 negara lain.

Beberapa negara tersebut termasuk Denmark, Australia, Amerika Serikat, dan sekarang juga teridentifikasi di China.

Sebelumnya, dua varian lain yang terdeteksi pertama kali di Inggris dan Afrika Selatan, juga telah ditemukan pada wisatawan yang tiba di China.

Baca Juga: Pemerintah China Merencanakan Pendidikan Berbasis Prinsip Tradisional China

“Kasus impor yang menunjukkan varian yang bermutasi, semua ditemukan melalui pengurutan genetik sebagai hasil cepat dari sistem pemantauan virus di Provinsi Guangdong. Seluruh kasus ini telah dikarantina, dan berisiko rendah untuk ditularkan secara lokal,” tutur CDC Guangdong.

Penemuan varian baru virus Corona tersebut juga menimbulkan kekhawatiran mengenai apakah vaksin yang tersedia saat ini akan terbukti efektif terhadap varian tersebut.

Para ilmuwan masih mempelajari strain baru virus Corona, termasuk varian Nigeria, untuk menentukan kemungkinan mereka menjadi strain yang dominan, serta meneliti apakah vaksin yang tersedia akan efektif.

Sebagaimana artikel ini telah terbit di media Pikiran-Rakyat.com dengan judul "China Temukan Kasus Pertama B1525, Varian Baru Corona dari Nigeria" yang tayang pada 15 Maret 2021***(Pikiran Rakyat/Eka Alisa Putri)

 

 

Editor: Suhargo

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x