Baca Juga: Interpol Indonesia Terbitkan red notice Kepada Harun Masiku
Hal itu memungkinkan Muhyiddin Yassin untuk menangguhkan Parlemen dan memerintah dengan peraturan tanpa persetujuan legislatif hingga 1 Agustus.
Para kritikus menganggap keadaan darurat itu hanya tipu muslihat yang dibuat oleh Muhyiddin untuk mempertahankan kekuasaan.
Dengan mengenakan masker
Sembari memegang bendera dan plakat hitam, para pengunjuk rasa meneriakkan “Lawan! Bertarung!" dan “Muhyiddin mengundurkan diri".
Baca Juga: AS Dan Israel Kompak Salahkan Iran Dalam Penyerangan Kapal Tanker Milik Pengusaha Israel Di Oman
Bahkan, beberapa membawa mayat tiruan yang dibungkus kain putih untuk menggambarkan jumlah kematian akibat virus yang terus bertambah.
Setelah polisi mencoba untuk menghalangi para pengunjuk rasa untuk berbaris ke Lapangan Kemerdekaan, mereka duduk di jalan dengan jarak satu meter dengan spanduk besar bertuliskan “Pemerintah gagal.”***