Jalaluddin Rakhmat Tokoh Komunikasi Indonesia, Ini Profil Singkatnya!

- 15 Februari 2021, 20:34 WIB
Jalaludin Rakhmat Tokoh Syiah Indonesia
Jalaludin Rakhmat Tokoh Syiah Indonesia //https://twitter.com/musniumar/

Portalbangkabelitung.Com- Innalillahiwainnalillahi rojiun, kabar duka ini telah tersebar kepenjuru tanah air bahwa tokoh komunikasi Indonesia Jalaludin Rakhmat meninggal dunia di Rumah Sakit Sentosa Bandung pada Senin 15 Februari 2021 sekitar pukul 15.23 WIB.

Pasalnya Jalaludin Rakhmat meninggal dikarenakan penyakit diabetes yang diidapnya sejak lama dan juga keluhan sesak napas.

Sebagaimana artikel ini telah terbit di Bagikan Berita dengan Judul "Jalaludin Rakhmat Tokoh Komunikasi Indonesia Meninggal Dunia di Rumah Sakit Santosa Bandung, Berikut profilnya" yang tayang pada Senin 15 Februari 2021.

Baca Juga: Bocah 13 Tahun Korban Pelecahan Seksual Berbulan-bulan di Kabupaten Buton, Ternyata Pelakunya Guru

Meninggalnya Jalaludin Rakhmat dibenarkan oleh Ketua PW Jamaah Ahlulbait Indonesia (Ijabi) PW Jabar Sutrasno. Ia mengatakan, Jalaludin Rakhmat telah berada di rumah sakit Santosa Bandung sejak 12 hari lalu.

"Seminggu yang lalu dirawat, dari hari Kamis, berarti kurang lebih 12 hari yang lalu. Beliau ada sesak dan diabetes," ujar Sutrasno kepada wartawan.

Sebagai informasi Jalaluddin Rahmat, populer dengan panggilan kang Jalal, lahir di Bandung pada tanggal 29 Agustus 1949.

Baca Juga: Cendikiawan dari Bandung Kang Jalal Tutup Usia di Umur 72 Tahun, Budiman Sudjatmiko Ikut Berduka Cita

Berasal dari keluarga terdidik terutama dalam bidang agama Islam. Jalaluddin Rahmat pernah mengatakan, “Saya dilahirkan dalam keluarga Nahdiyyin (orang-orang NU). Kakek saya punya pesantren di Puncak Bukit Cicalengka.

Dari SMP Kang Jalal sudah sekolah di Bandung dan sejak SMA ia sudah aktif berorganisasi ia bergabung dengan kelompok Persatuan Islam (Persis) dan aktif masuk dalam kelompok diskusi yang menyebut dirinya Rijalul Ghad atau pemimpin masa depan.

Pada saat yang sama, Jalaluddin Rahmat juga bergabung dengan Muhammadiyah, dan dididik di Darul Arqam Muhammadiyah dan pusat pengkaderan Muhammadiyah.

Baca Juga: Jokowi Saksikan Pengucapan Sumpah H. Andi Samsan Nganro Wakil Ketua MA Bidang Yudisial

Dalam posisinya sebagai dosen, ia memperoleh beasiswa Fulbright dan masuk Iowa State University. Ia mengambil kuliah Komunikasi dan Psikologi. Tetapi ia lebih banyak memperoleh pengetahuan dari perpustakaan universitasnya.

Berkat kecerdasannya Ia lulus dengan predikat magna cum laude. Karena memperoleh 4.0 grade point average, ia terpilih menjadi anggota Phi Kappa Phi dan Sigma Delta Chi.

Pada tahun 1981, ia kembali ke Indonesia dan menulis buku Psikologi Komunikasi. Ia merancang kurikulum di fakultasnya, memberikan kuliah dalam berbagai disiplin, termasuk Sistem Politik Indonesia.

Baca Juga: Jokowi Saksikan Pengucapan Sumpah H. Andi Samsan Nganro Wakil Ketua MA Bidang Yudisial

Kuliah-kuliahnya terkenal menarik perhatian para mahasiswa yang diajarnya. Ia pun aktif membina para mahasiswa di berbagai kampus di Bandung. Ia juga memberikan kuliah Etika dan Agama Islam di ITB dan IAIN Bandung, serta mencoba menggabungkan sains dan agama.

Jalaluddin Rahmat meninggalkan kampus tempatnya mengajar dan melanjutkan pengembaraan intelektualnya ke kota Qum, Iran, untuk belajar Irfan dan filsafat Islam dari para Mullah tradisional, lalu ke Australia untuk mengambil studi tentang perubahan politik dan hubungan internasional dari para akademisi moderen di ANU. Dari ANU inilah ia meraih gelar Doktornya.

Di Fakultas ilmu Komunikasi, UNPAD. Ia juga mengajar di beberapa perguruan tinggi lainnya dalam Ilmu Komunikasi, Filsafat Ilmu, Metode Penelitian, dll.

Baca Juga: Belasan Santriwati Dicabuli oleh Pimpinan Pondok Pesantren di Jombang, Kini Pelaku Telah Diamankan

Secara khusus ia pun membina kuliah Mysticism (Irfan/ Tasawuf) di Islamic College for Advanced Studies (ICAS), Paramadina University, yang ia dirikan bersama almarhum Prof. Dr. Nurcholis Madjid, Dr. Haidar Bagir, dan Dr. Muwahidi sejak tahun 2002.


Di tengah kesibukannya mengajar dan berdakwah di berbagai kota di Indonesia, ia tetap menjalankan tugas sebagai Kepala SMU Plus Muthahhari Bandung, sekolah yang yang didirikannya dan kini menjadi sekolah model (Depdiknas) untuk membangun paradigma kritis generasi bangsa serta membina akhlak.

Sebagai aktifis ia membidani dan menjadi Ketua Dewan Syura Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) yang kini sudah mempunyai hampir 100 Pengurus Daerah (tingkat kota) di seluruh Indonesia dengan jumlah anggota sekitar 2,5 juta orang.

Baca Juga: Begini Cara Daftar SNMPTN 2021 dan Berkas yang Harus Dipenuhi

Ia juga menjadi pendiri Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta bersama Dr. Haidar Bagir dan Umar Shahab.

Jalaluddin Rahmat membentuk dan aktif dalam lembaga-lembaga modern seperti Yayasan Paramadina Jakarta, Pusat Kajian Tasawuf dengan nama Yayasan Tazkiya Sejati. Lalu pada 2004 Kang Jalal juga mendirikan dan memimpin satu forum lagi yang khusus bergerak di bidang kajian tasawuf, yaitu Kajian Kang Jalal (KKJ) yang pernah bermarkas di Gedung Bidakara, Jakarta.

Setelah pensiun menjadi dosen, Kang Jalal beralih menjadi politisi dan bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Baca Juga: Ekonom Emil Salim Singgung Soal Kepemimpinan Soeharto dan SBY

Kang Jalal terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) daerah pemilihan II Jawa Barat meliputi Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat periode 2014-2019 dan menjadi anggota Komisi VIII (agama dan sosial).***(Bagikan Berita/Ali Bakti)

Editor: Muhammad Tahir

Sumber: Bagikan Berita PRMN


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah