Hasil Survei Lembaga SMRC Rilis Urutan Etnis Terbesar yang Menolak Vaksinasi Covid-19

- 24 Maret 2021, 13:04 WIB
Ilustrasi vaksinasi - Berdasarkan Survei, Laki-Laki di Indonesia Lebih Banyak Menolak Vaksin Covid-19.*
Ilustrasi vaksinasi - Berdasarkan Survei, Laki-Laki di Indonesia Lebih Banyak Menolak Vaksin Covid-19.* /REUTERS/Yves Herman

Portalbangkabelitung.com – Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis hasil survei terkait dengan vaksinasi Covid-19.

Berdasarkan survei, warga dengan persentase menolak vaksin Covid-19, adalah warga DKI Jakarta.

Padahal, DKI Jakarta merupakan wilayah di Indonesia dengan penyebaran virus Covid-19 tertinggi di Indonesia.

Baca Juga: Capaian Baik Harus Memotivasi Daerah Meningkatkan Kualitas Penanganan Pandemi Covid-19

“Ini temuan yang mengkhawatirkan, mengingat DKI adalah yang memiliki tingkat penyebaran Covid-19 tertinggi di Indonesia,” ujar Deni Irvani selaku Direktur Riset SMRC.

Urutan kedua setelah DKI Jakarta adalah Jawa Timur dengan persentase 32 persen, lalu disusul Banten dengan 31 persen.

Adapun terendah adalah warga Jawa Tengah dengan persentase sebesar 20 persen.

Baca Juga: Prajurit TNI Turun Tangan Langsung Bantu Korban Longsor di Kampung Bintuni Papua

Deni Irvani menjelaskan, tingginya angka penolakan dari warga DKI Jakarta, diduga berkaitan dengan opini keamanan vaksin Covid-19. Selain itu, warga laki-laki di Indonesia persentase menolak vaksin Covid-19 lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan.

Sebesar 33 persen laki-laki menolak vaksinasi Covid-19. Sementara itu, perempuan sebanyak 28 persen, menolak vaksinasi Covid-19.

Berdasarkan etnis, etnis terbesar menolak vaksinasi Covid-19 adalah Madura dengan persentase 58 persen.

Baca Juga: Tokoh Buruh Indonesia Wafat, Mentri Hukum dan HAM Ungkap Kesedihannya di Media Sosial

Sementara etnis yang paling bersedia vaksinasi Covid-19 adalah etnis Batak dengan 57 persen, dan etnis Jawa dengan tingkat persentase 56 persen.

Jika dilihat dari agama, warga Muslim yang tidak bersedia di vaksin sebesar 31 persen. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan warga non Muslim, dengan tingkat persentase 19 persen.

 

Survei tersebut mencakup seluruh provinsi di Indonesia, dan dilaksanakan pada 28 Februari 2021 hingga 8 Maret 2021.

Baca Juga: KPK Temukan Bukti Baru di Kantor Pusat Bank Panin Soal Kasus Dugaan Suap Kemenkeu

Metode pengumpulan data survei melalui metode wawancara tatap muka, yang melibatkan 1220 responden yang dipilih secara acak.

Survei tersebut memiliki tingkat margin of error sebesar 3,07 persen.***

Editor: Ryannico

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah