Hal senada juga diungkapkan oleh Mariyadi seorang warga Bratasena Mandiri yang sudah puluhan tahun mengelola tambak disana.
Tingginya operasional genset dan biaya BBM solar menambah beratnya beban para petambak disana.
Baca Juga: Kongres HMI Ricuh hingga Banting Kursi, Begini Penjelasan Kapolda Jatim
Dirinya mengaku bersyukur dengan hadirnya PLN sebagai solusi ketersediaan listrik di daerahnya.
“Kemarin saat budidaya menggunakan genset, biaya operasionalnya sangat berat, biaya operasional tinggi disebabkan kami harus membeli solar, membeli suku cadang dan oli sangat susah disini, kami berterimakasih kepada PLN sudah hadir disini,” ucap Mariyadi.
Sebelumnya, petambak di Bratasena menggunakan genset dengan bahan bakar solar dengan harga mencapai Rp.8000 per liter dan ada juga menggunakan listrik dari pembangkit swasta dengan harga Rp.4000 perkwh.
Total biaya yang dikeluarkan petambak dalam sebulan untuk biaya solar mencapai Rp.3 juta. Biaya tersebut belum ditambah biaya lain-lain seperti membeli oli pelumas dan sparepart.
Baca Juga: PLN Perpanjang Diskon Tarif Listrik untuk Masyarakat April - Juni 2021, Ini Besarannya
Sedangkan untuk petambak yang memakai pembangkit listrik swasta mengeluarkan biaya kurang lebih Rp. 1 juta per bulan.
Dengan hadirnya listrik PLN di Bratasena, petambak hanya mengeluarkan biaya listriknya sekitar Rp. 200 ribu hingga 300ribu perbulan.