Akhirnya Moeldoko Buka Suara, Berikut Alasannya Mau Jadi Ketum Demokrat Versi KLB

- 28 Maret 2021, 19:18 WIB
Kepala Staf Presiden (KSP) sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB, Moeldoko menjawab berbagai polemik terkait KLB Demokrat.
Kepala Staf Presiden (KSP) sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB, Moeldoko menjawab berbagai polemik terkait KLB Demokrat. /Tangkapan layar Instagram.com/@dr_Moeldoko/

Portalbangkabelitung.com - Publik banyak menanti-nanti Moeldoko, sang Ketua Umum (Ketum) Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) untuk buka suara.

Namun akhirnya setelah 3 minggu bungkam, penantian publik terjawab hari ini, Minggu 28 Maret 2021. Moeldoko kini membeberkan alasan dirinya mau menjadi Ketua Umum (Ketum) Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB).

 

Melalui video berdurasi sekira 2 menit 32 detik yang di unggah melalui akun Instagram miliknya @dr_Moeldoko, Kepala Staf Presiden (KSP) itu menyampaikan beberapa hal.

Baca Juga: Polri Sebut Pelaku Bom Bunuh Diri di Depan Gereja Katedral Makassar 2 Orang Mengendarai Motor

 

"Saya orang yang didaulat untuk memimpin Demokrat. Dan kekisruhan sudah terjadi, arah demokrasi sudah bergeser di dalam tubuh Demokrat," kata Moeldoko, Minggu 28 Maret 2021, dikutip Portalbangkabelitung.com dari akun Instagram @dr_moeldoko.

Menurutnya, ada sebuah situasi khusus dalam perpolitikan nasional yaitu telah terjadi pertarungan ideologis yang kuat menjelang 2024.

"Pertarungan ini terstruktur dan gampang dikenali, ini menjadi ancaman bagi cita-cita menuju Indonesia emas pada 2045," ucap Moeldoko.

Baca Juga: Kutuk Keras Bom Bunuh Diri di Makasar, Jansen Sitindaon: Semoga Tidak Ada Korban Jiwa Selain Pelakunya Sendiri

Lebih lanjut, mantan Panglima TNI itu menuturkan ada kecenderungan tarikan ideologis juga terlihat di tubuh Demokrat.

 

"Jadi ini bukan sekedar menyelamatkan Demokrat, tetapi juga menyelamatkan bangsa dan negara. Untuk itu semua berujung pada keputusan saya menerima permintaan untuk memimpin Demokrat," kata Moeldoko menegaskan.

Tetapi sebelum memutuskan menerima permintaan itu, Moeldoko mengaku dirinya terlebih dahulu melontarkan 3 pertanyaan yang diajukan kepada rekan rekan (peserta KLB) dan dijawab dengan baik.

Baca Juga: Hormat Andi Arief untuk Satpam yang Hadang Pelaku Bom Bunuh Diri di Depan Gereja Katedral Makassar

 

"Pertanyaan pertama adalah apakah KLB ini sesuai dengan AD/ART?. Pertanyaan kedua, seberapa serius kader Demokrat meminta saya memimpin partai ini?. Dan ketiga, bersediakah kader Demokrat bekerja keras dengan intergritas demi merah putih di atas kepentingan pribadi dan golongan?" katanya.

"Dan semua pertanyaan itu di jawab oleh peserta KLB dengan gemuruh. Maka baru saya membuat keputusan," ucap Moeldoko.

Terkait langkah yang dilakukannya apakah sudah meminta persetujuan Presiden, Moeldoko pun mengatakan bila ini atas otoritas pribadi.

Baca Juga: Hormat Andi Arief untuk Satpam yang Hadang Pelaku Bom Bunuh Diri di Depan Gereja Katedral Makassar

"Terhadap persoalan yang saya yakini benar dan itu atas otoritas pribadi yang saya miliki, maka saya tidak mau membebani Presiden," katanya.

"Saya juga khilaf sebagai manusia biasa tidak memberitahu kepada istri dan keluarga saya. Atas keputusan yang saya ambil," katanya menambahkan.

Tetapi, lanjut Moeldoko, dirinya juga terbiasa mengambil risiko seperti ini apalagi demi kepentingan bangsa dan negara.

Baca Juga: Dari Potongan Tangannya, Saksi Sebut Pelaku Bom Bunuh Diri Salah Satunya Perempuan

"Untuk itu, jangan bawa-bawa Presiden dalam persolan ini," kata Moeldoko di akhir video.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Moeldoko (@dr_moeldoko)

 


***

 

Editor: Ryannico

Sumber: Instagram @movreview


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x