"Sejauh ini, langkah terbaik yang didorong adalah penyelamatan melalui negosiasi ulang dengan para lessor. Hal tersebut yang kami lihat sedang diupayakan manajemen Garuda Indonesia saat ini. Hal Itu membutuhkan waktu panjang karena ada puluhan lessor," ujar Toto Pranoto.
Baca Juga: Otoritas Singapura Larang Buku Yang Menghina Nabi Muhammad Beredar Di Negaranya
Garuda Indonesia kini masuk pada paling situasi buruk yang pernah dialami menurut Toto.
Keadaaan yang sama terjadi saat periode era Robby Djohan masuk di sekitar awal 2000-an menghadapi Garuda Indonesia yang terpuruk karena salah urus.
Sebab, selain ’’warisan’’ salah urus manajemen sebelumnya, Garuda Indonesia menghadapi situasi dampak pandemi Covid-19.
Baca Juga: Kristen Stewart Umumkan Pertunangan dengan Pacar Wanitanya Bahkan Siap Menikah, Siapa Dia?
Pandemi sangat memberikan dampak signifikan terhadap keberlangsungan usaha industri penerbangan dunia.
"Garuda Indonesia butuh upaya restrukturisasi yang radikal terkait negosiasi dengan lessor dan kreditur,”ujarnya.***