PortalBangkaBelitung.com - Pemerintah China merencanakan pendidikan dengan konsep prinsip tradisional China
Hal tersebut sebagian anak laki-laki di negara China bertingkah seolah perempuan, dibandingkan anak perempuan
China saat ini mengalami krisis maskulinitas sehingga program yang dijalankan oleh pemerintah China adalah merekrut lebih banyak pelatih kebugaran di sekolah-sekolah.
Baca Juga: Man City Semakin Dekat dengan Gelar Juara Liga Inggris
Sebagaimana artikel ini telah tayang di media Pikiran Rakyat.com dengan judul "China Khawatir Banyak Anak Laki-laki Feminim" yang tayang pada Minggu 14 Maret 2021
Rencana tersebut untuk mengubah pendidikan olahraga dengan lebih menekankan semangat yang, prinsip tradisional China perihal maskulinitas.
Si Zefu, penasihat senior Partai Komunis China, mengatakan bahwa hal ini penting untuk segera diterapkan demi memastikan kemanan negara tetap kuat jika para laki-lakinya tangguh.
Baca Juga: Seusai Menembak Seorang Wanita di Pekanbaru, Polisi Ini malah Ditangkap Polda Riau
Rencana pemerintah China ini mendapat kritik keras dari banyak akademisi.
"Konsep feminitas dan maskulinitas hanyalah nostalgia dari masa lalu," ucap Shen Yifei, ahli sosiologi dari Universitas Fudan.
"Tak ada yang salah ketika laki-laki begitu perhatian dan ekspresif (tingkah laku yang identik dengan perempuan-red). Di sisi lain, perempuan juga bisa menunjukkan keberanian dan berpikir rasional," ucapnya lagi.
Baca Juga: Drama Korea The Penthouse 2, Episode Terbaru: Berikut Sinopsis dan Link Nonton
Pendapat Shen Yifei diamini oleh Fang Gang, profesor sosiologi dari Universitas Beijing Forestry.
"Laki-laki tidak selalu agresif, kompetitif, dan atletis. Di sisi lain, perempuan tak selalu emosional, pasif, dan lembut," tuturnya.
"Karakter terpuji berlaku untuk semua gender. Yang mana baik laki-laki atau perempuan harus mempelajarinya," ujarnya.
Baca Juga: Sebut Posisi Arsenal Lebih Rendah di Klasemen, Jose Mourinho Mengaku Tak Gentar
Tak hanya mendapat penentangan dari akademisi dan aktivis, penentangan akan rencana pemerintah China ini juga datang dari warganet di media sosial.***(Rio Risky Pangestu/PikiranRakyat.com)