Negara ASEAN Mendesak Menghentikan Aksi Kudeta Militer di Myanmar

18 April 2021, 12:05 WIB
Jendral Myanmar, Min Aung Hlaing bakal injakkan kaki di Jakarta. /Instagram @theirrawaddy/setneg.go.id /

PortalBangkaBelitung.com  - Negara ASEAN mendesak Myanmar menghentikan Kudeta militer karena aksi Jendral Min Aung Hlaing dikecam dunia internasional

Hal ini berakibatkan korban jiwa banyak berjatuhan, Jendral Min Aung Hlaing melakukan tersebut agar bisa menundukan Aung San Suu Kyi

Jendral Min Aung Hlaing langsung menyebar Tatmadaw alias tentara Myanmar ke seluruh negeri, hingga kota Yangon mencekam.

Baca Juga: Higgs Domino Island Diharamkan di Aceh, Polisi Tangkap Penjual dan Pembeli Chip Game Online

Namun kapannya pertemuan akan digelar belum ada kepastian

Sebagaimana artikel ini telah tayang di media Zona Jakarta dengan judul "Nyali Kelewat Besar Bakal Injakkan Kaki di Jakarta, Jendral Myanmar Biang Kerok Kerusuhan Akan Hadapi ASEAN" yang tayang pada Minggu 18 April 2021

 

Pasalnya pimpinan junta Myanmar, Min Aung Hlaing dijadwalkan untuk menghadiri konferensi tingkat tinggi (KTT) Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Indonesia pada 24 April mendatang. 

Baca Juga: Jual Chip Game Online, Seorang Pemuda Ditangkap Polisi di Aceh, Terancam Hukuman Cambuk


Hal ini sesuai pernyataan juru bicara kementerian luar negeri Thailand pada Sabtu (17/4/2021), terkait perjalanan luar negeri pertama sejak kudeta yang dilakukan pada 1 Februari lalu.

Myanmar berada dalam pergolakan sejak Min Aung Hlaing menggulingkan pemerintah terpilih yang dipimpin oleh pejuang demokrasi Aung San Suu Kyi, dengan pasukan keamanan menewaskan 728 orang, menurut hitungan kelompok aktivis, dalam upaya untuk membasmi protes.

Dalam kekerasan terakhir, pasukan keamanan menembak dan menewaskan dua orang di kota tambang batu rubi Mogok, salah satu dari beberapa kota di mana massa melakukan protes pada Sabtu, kata seorang penduduk kepada Reuters dan menurut laporan media.

 

 Baca Juga: Peredaran Barang Ilegal dan Narkoba Marak Terjadi, TNI Gelar Razia di Wilayah Perbatasan RI-Malaysia

Negara-negara tetangga Myanmar telah mencoba untuk mendorong pembicaraan antara pihak yang berseberangan untuk menyelesaikan krisis, tetapi militer telah menunjukkan sedikit kesediaan untuk terlibat dengan mereka atau berbicara dengan pemerintah yang digulingkan.

Sejumlah pemimpin ASEAN yang beranggotakan 10 negara, di mana Myanmar menjadi anggotanya, telah mengonfirmasi kehadiran mereka pada pertemuan di ibu kota Indonesia, Jakarta, termasuk Min Aung Hlaing, kata juru bicara Thailand, Tanee Sangrat.


Seorang juru bicara junta Myanmar tidak menjawab panggilan telepon untuk dimintai komentar.

Baca Juga: Soroti Sikap Aparat Keamanan, Ketua LPSK: Rupanya Masih Banyak yang Melanggar HAM dalam Bentuk Penyiksaan


Pemerintah Myanmar yang digulingkan kemungkinan akan mengecam partisipasi kepala junta dalam pertemuan itu.

Para politikus pro demokrasi, termasuk para anggota parlemen yang difulingkan, mengumumkan pembentukan Pemerintahan Persatuan Nasional (NUG) pada Jumat, termasuk Suu Kyi dan para pemimpin etnis minoritas dan protes anti kudeta.

NUG menyatakan diri sebagai otoritas politik yang sah. Mereka telah menyerukan pengakuan internasional dan ASEAN untuk menolak partisipasi Min Aung Hlaing dalam pertemuan tersebut dan mengundang NUG sebagai gantinya.

 

Perwakilan dari NUG tidak segera dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Baca Juga: Belum Ada Kejelasan Kasus Penangkapan Nelayan Aceh, LSM Minta Polisi Segera Rilis Kasus

Sebelumnya, Brunei Darussalam yang kini menjabat sebagai ketua ASEAN pada Senin, 5 April 2021 menginisiasi agar para pemimpin Asia Tenggara segera mengadakan pertemuan darurat.

 Namun Indonesia sendiri sebelumnya sudah mendorong adanya solusi dari konflik di Myanmar.

Bersama Malaysia, Brunei resmi meminta agar melakukan persiapan yang diperlukan demi terselenggaranya pertemuan yang akan diadakan di Sekretariat ASEAN di Jakarta.


Permintaan ini ada usai Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin dan Sultan Brunei Hassanal Bolkiah bertemu.

"Kedua pemimpin sepakat agar para pemimpin ASEAN bertemu untuk membahas perkembangan yang sedang berlangsung di Myanmar," kata pernyataan mereka

Baca Juga: Seorang Nelayan Aceh Ditangkap Polisi, Diduga Simpan Sabu di Fiber

"Mereka mendesak semua pihak untuk menahan diri dari menghasut kekerasan lebih lanjut (di Myanmar) dan bagi semua pihak untuk segera menahan diri dan fleksibilitas sepenuhnya," tulis pernyataan itu.

Sebeumnya Malaysia, Indonesia, Filipina, dan Singapura sudah mendesak junta militer Myanmar agar menghentikan kekerasan.

Namun junta Myanmar tak menggubris dan korban terus berjatuhan hingga banyak orang tewas.***(Lusi Nafisa/Zona Jakarta)

Editor: Muhammad Tahir

Sumber: Zona Jakarta

Tags

Terkini

Terpopuler