Salah Seorang Pastor Katolik Mengungkapkan Ada Dua Surat Kabar Nasional Berada di Bawah Kendali Junta Militer

- 18 Maret 2021, 17:37 WIB
ILUSTRASI Perang. /PIXABAY
ILUSTRASI Perang. /PIXABAY /

Lebih lanjut, Pastor Celo menerangkan, "Sejauh yang saya tahu ada keluarga yang menerima jenazah orang tersayangnya. Ini tragis, orang menjadi tidak berdaya, takut. Negara bukan lagi tempat yang aman untuk ditinggali. Beberapa takut tidur di rumah mereka sendiri. Mereka diliputi oleh kekhawatiran kecemasan, dan kemarahan," beber Sang Pastor.

Kondisi warga sipil yang terus dihantui oleh tindakan kekerasan negara atau aparat yang mana tak ada lagi jaminan kebebasan sipil kian diperparah oleh aksi pembungkaman terhadap media.

Baca Juga: Tim PBSI Didiskualifikasi Dalam Yonex All England 2021, Ada Apa?


Di sisi lain, dikatakannya bahwa militer sengaja mengontrol pers agar tidak membeberkan kondisi Myanmar terutama warga sipilnya. Informasi mengenai keadaan objektif Myanmar menjadi kabur, karena tak ada lagi sumber informasi dan fakta yang sebenarnya yang bisa diakses oleh pihak luar, terutama dunia internasional.

"MRTV, MWD, dan dua surat kabar nasional (Myanma Alyne & Mirror) telah berada di bawah kendali junta militer. Oleh karena itu, tidak mungkin memiliki sumber informasi dan fakta yang ada. Mereka berbohong kepada orang-orang Myanmar dan seluruh dunia. Organisasi internasional harus datang dan melihat sendiri apa yang terjadi di Myanmar jika mereka benar-benar ingin mengetahui kebenaran," terang Pastor Celso.

Pastor Katolik ini pun berharap bahkan meminta kepada dunia internasional, terutama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), agar tidak tinggal diam. Ia meminta intervensi PBB dan dunia internasional untuk memulihkan kondisi Myanmar saat ini. Jika tidak, menurut pastor Katolik ini Myanmar akan berubah menjadi kuburan.

Baca Juga: Ini 22 Nama Tersangka Teroris yang Diringkus Densus 88 yang Dibawa ke Rutan Cikeas

"Tanpa intervensi internasional, Myanmar akan segerah berubah menjadi kuburan. Bantu kami tanpa adanya penundaan. Layanan kesehatan membutuhkan dukungan finansial. Keuskupan Loikaw menjalankan tiga pusat perawatan kesehatan di tiga kota berbeda untuk perawatan darurat. Fasilitas ini jelas kekurangan peralatan yang memadai. Namun kami berusaha keras untuk menawarkan perawatan medis terbaik. Akan sulit bagi kami untuk terus seperti ini lebih lama lagi," pungkasnya.***(Hani Hago/Flores Terkini)

 

Halaman:

Editor: Muhammad Tahir

Sumber: Flores terkini


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah