Muncul Pemberontak yang Picu Konflik Bersenjata, Myanmar Kini Makin Memanas

- 19 Maret 2021, 21:09 WIB
Pengunjuk rasa melakukan aksi damai mengecam kudeta militer Myanmar di depan Kedutaan besar Myanmar, Jakarta, Jumat 5 Februari 2021.
Pengunjuk rasa melakukan aksi damai mengecam kudeta militer Myanmar di depan Kedutaan besar Myanmar, Jakarta, Jumat 5 Februari 2021. /ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj./

Portalbangkabelitung.com - Keadaan di Myanmar saat ini tidak kunjung reda, aksi unjuk rasa terus dilakukan oleh masyarakat.

Aksi kudeta yang telah berlangsung selama enam minggu itu telah merenggut nyawa lebih dari 200 pengunjuk rasa yang menyuarakan aksi damai.

Militer Myanmar semakin brutal dalam menghadapi para demonstran, selain itu mereka juga telah menangkap hampir 2.200 orang.

Di samping itu di wilayah perbatasan negara, muncul sekelompok etnis bersenjata yang telah berjuang untuk menentukan nasib mereka sendiri selama beberapa dekade, dan situasinya pun menjadi semakin tidak stabil.

Baca Juga: Biro Narkotika Pusat (CNB) Singapura: Operasi ini Menunjukkan Bahwa Ganja Menjadi Ancaman Bagi Masyarakat

Pada 10 Februari lalu, badan pemerintahan rezim militer Dewan Administrasi Negara, membubarkan kantor pemerintahan sipil yang digulingkan Aung San Suu Kyi.

Tempat itu didirikan untuk merundingkan perdamaian dengan organisasi-organisasi etnis bersenjata, dan mengumumkan pembentukan tim negosiasinya sendiri.

Akan tetapi banyak kelompok etnis bersenjata, termasuk ada 10 orang yang menandatangani Perjanjian Gencatan Senjata Nasional dan telah menolak untuk terlibat dengan SAC.

Diketahui beberapa bahkan telah mengumumkan dukungan mereka terhadap gerakan protes anti kudeta, dan hak rakyat.

Baca Juga: Anggota geng Yordania Dijatuhi Hukuman Mati Karena Memotong Kedua Tangan Seorang Remaja

Halaman:

Editor: Suhargo

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x