Berbicara di sela-sela KTT Dewan Eropa pada Kamis malam, Macron menegaskan bahwa Pfizer-BioNTech dan Moderna telah memenuhi komitmen mereka terkait dengan pasokan vaksin Covid-19.
"Komitmen kontrak yang dimiliki Prancis dengan AstraZeneca belum dipenuhi," kata Macron seperti dikutip oleh Portalbangkabelitung.com dari Pikiran-Rakyat.com.
Sambil memegang grafik yang membandingkan jumlah dosis yang dijanjikan dan yang dipasok oleh tiga pembuat vaksin itu, dirinya mengatakan perusahaan Inggris-Swedia telah meyakinkan "120 juta dosis ke Uni Eropa, tetapi sekarang menjanjikan untuk memberikan 30 juta dosis. Dan pengirimannya tidak ada. Itu perlu untuk dikendalikan,"
Menyusul penemuan 29 juta dosis vaksin AstraZeneca dalam "penggerebekan" di Italia, Macron mengatakan dirinya berharap dosis itu akan menambah kuat proses pemulihan.
Baca Juga: 6 Fakta Tentang Negara Timur tengah, Palestina
Dirinya juga menambahkan mekanisme kontrol yang diaktifkan oleh Komisi Eropa telah membantu dalam mengidentifikasi dosis yang akan dialihkan.
"Ini bukan masalah proteksionisme tetapi mencegah negara maju lain menggunakan (dosis vaksin red.) sendiri dengan mengorbankan Uni Eropa," tuturnya tanpa menyebut nama negara mana pun.
Menyusul kekurangan pengiriman oleh AstraZeneca yang terus memenuhi target pengiriman kepada Inggris, Uni Eropa pada Rabu memperketat peraturan ekspor untuk menghentikan pengiriman vaksin Covid-19 di luar blok tersebut.
Aturan baru akan mengatur ekspor berdasarkan situasi epidemiologi, tingkat vaksinasi dan akses vaksin di negara tujuan.