UE Berencana Melakukan Pelarangan Ekspor Vaksin AstraZeneca, Presiden Prancis Beri Dukungan

- 27 Maret 2021, 16:18 WIB
Kabar 17 negara menolak vaksin AstraZeneca adalah hoaks, kategori hoaks tersebut adalah salah atau misinformasi.
Kabar 17 negara menolak vaksin AstraZeneca adalah hoaks, kategori hoaks tersebut adalah salah atau misinformasi. /Reuters/Thilo Schmuelgen

Portalbangkabelitung.com - Pandemi Covid-19 yang pertama kali muncul di China setahun yang lalu sampai saat ini masih terus menjangkit banyak orang.

Pandemi ini telah memberikan dampak negatif terhadap banyak aspek kehidupan.

Banyak cara yang dilakukan untuk menekan angka penularan Covid-19, salah satunya adalah dengan vaksinisasi.

Baca Juga: Tabrakan Dua Kereta Api di Mesir, Tiga Gerbong Penumpang Terbalik

Saat ini vaksin AstraZeneca tengah menjadi pembicaraan di seluruh dunia karena efek samping yang dimiliki.

Pasalnya, sebuah laporan menyebutkan adanya efek samping yang serius pascavaksinasi Covid-19 AstraZeneca berupa penggumpalan darah.

AstraZeneca merupakan salah satu vaksin Covid-19 yang digunakan oleh WHO dan COVAX Facility sebagai bantuan kepada negara miskin dan berkembang.

Baca Juga: Tidak Minum Obat Selama Tiga Hari, Seorang Pemuda di Singapura Menebas Kepala Seorang Wanita

Namun berdasarkan laporan terbaru, Uni Eropa (UE) berencana melakukan pelarangan ekspor vaksin AstraZeneca.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengecam perusahaan farmasi AstraZeneca dan menyatakan dukungannya kepada Uni Eropa untuk memblokir semua ekspor vaksin virus corona selama laboratorium tidak memenuhi komitmen mereka.

Berbicara di sela-sela KTT Dewan Eropa pada Kamis malam, Macron menegaskan bahwa Pfizer-BioNTech dan Moderna telah memenuhi komitmen mereka terkait dengan pasokan vaksin Covid-19.

Baca Juga: Usai Lakukan Vaksinisasi, 9 Orang Alami Kelumpuhan dan 2 Orang Meninggal Dunia 9 Orang Alami Kelumpuhan Wajah

"Komitmen kontrak yang dimiliki Prancis dengan AstraZeneca belum dipenuhi," kata Macron seperti dikutip oleh Portalbangkabelitung.com dari Pikiran-Rakyat.com.

Sambil memegang grafik yang membandingkan jumlah dosis yang dijanjikan dan yang dipasok oleh tiga pembuat vaksin itu, dirinya mengatakan perusahaan Inggris-Swedia telah meyakinkan "120 juta dosis ke Uni Eropa, tetapi sekarang menjanjikan untuk memberikan 30 juta dosis. Dan pengirimannya tidak ada. Itu perlu untuk dikendalikan,"

Menyusul penemuan 29 juta dosis vaksin AstraZeneca dalam "penggerebekan" di Italia, Macron mengatakan dirinya berharap dosis itu akan menambah kuat proses pemulihan.

Baca Juga: 6 Fakta Tentang Negara Timur tengah, Palestina

Dirinya juga menambahkan mekanisme kontrol yang diaktifkan oleh Komisi Eropa telah membantu dalam mengidentifikasi dosis yang akan dialihkan.

"Ini bukan masalah proteksionisme tetapi mencegah negara maju lain menggunakan (dosis vaksin red.) sendiri dengan mengorbankan Uni Eropa," tuturnya tanpa menyebut nama negara mana pun.

Menyusul kekurangan pengiriman oleh AstraZeneca yang terus memenuhi target pengiriman kepada Inggris, Uni Eropa pada Rabu memperketat peraturan ekspor untuk menghentikan pengiriman vaksin Covid-19 di luar blok tersebut.

Aturan baru akan mengatur ekspor berdasarkan situasi epidemiologi, tingkat vaksinasi dan akses vaksin di negara tujuan.

Sebagaimana artikel ini telah terbit di media Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Sebut Prosuden Belum Penuhi Standar, Presiden Prancis Dukung UE Larang Ekspor Vaksin AstraZeneca" yang tayang pada 25 Maret 2021***(Pikiran Rakya/Billy Mulya Putra)

Editor: Suhargo

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah