Mengikuti karya Roger Penrose tentang titik ruang-waktu yang sangat padat di pusat lubang hitam, Hawking menggunakan matematika relativitas umum untuk menyatakan asal usul Semesta itu sendiri dapat ditemukan dalam fisika serupa.
Pada tahun 1970, Hawking dan Penrose menerbitkan teori mereka yang sekarang terkenal tentang singularitas kosmologis, yang menggambarkan energi awal Semesta yang semuanya terkandung dalam volume yang sangat kecil.
Apa penemuan Stephen Hawking tentang lubang hitam?
Perhatian utama dengan konsep lubang hitam pada waktu itu adalah bahwa menurut hukum kedua termodinamika, jumlah keseluruhan ketidakteraturan (atau entropi) dalam sistem tertutup seperti Semesta meningkat seiring waktu.
Karena lubang hitam tidak dapat memantulkan atau memancarkan cahaya atau materi, gangguan ini dapat menghilang. Entah hukum entropi yang sudah lama ada itu salah, atau entah bagaimana, ukuran gangguan ini tetap ada.
Seorang fisikawan teoretis bernama Jacob Bekenstein punya jawabannya.
Seorang mahasiswa pascasarjana pada saat itu, Bekenstein beralasan bahwa jika area permukaan 'event horizon' lubang hitam mengembang saat cahaya dan materi jatuh, itu bisa memberikan ukuran entropi.
Baca Juga: Emosional? Begini Perasaan Kita Ketika Menatap Mata Orang Lain