KRI Nanggala-402 Diperkirakan Terbawa Arus Ke Perairan Lebih Dalam dan Alami Mati Mesin

24 April 2021, 11:29 WIB
Ilustrasi Kapal Selam KRI Nanggala-402. Anak dari salah satu prajurit TNI di KRI Nanggala-402 harapkan adanya mukjizat pada kapal selam tersebut.* /Twitter/@djplkemenhub151

Portal Bangka Belitung- Saat ini TNI AL bersama sejumlah pihak masih melakukan pencarian Kapal selam TNI AL, KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di perairan Utara Pulau Bali. 

KRI Nanggal-402 telah hilang kontak di perairan bagian Utara Pulau Bali, sejak Rabu, 21 April 2021.

Berdasarkan keterangan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dari hasil pemodelan arus laut (pemodelan BPPT), kapal selam KRI Nanggala-402 diperkirakan terbawa arus ke arah perairan yang lebih dalam, yaitu ke arah timur.

Baca Juga: Tiga Hari Berlalu, KRI Nanggala-402 Tak Juga Ditemukan, Pentagon Siap Kirim Pesawat P-8 Poseidon

Dikutip dari Pikiran-Rakyat.com, "Melihat dari hasil pemodelan BPPT itu agak ketarik ke arah timur," kata Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT Djoko Nugroho.

Hasil pemodelan BPPT menyertakan berbagai faktor, seperti kapal selam KRI Nanggala-402 mengalami mati mesin, sehingga tidak adanya tenaga yang menyebabkan kapal selam seperti terombang-ambing mengikuti arus.

"Dia (kapal selam KRI Nanggala-402) mati nih di lokasi hilangnya kontak, dia (kapal selam KRI Nanggala-402) terombang-ambing di lokasi, nah itu akan terbawanya ke arah timur," kata Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT Djoko Nugroho.

Baca Juga: Jozeph Paul Zhang Minta Maaf ke Keluarga, Tito Karnavian dan Kapolri Listyo Sigit Ikut Terseret?

Berdasarkan keterangan Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT Djoko Nugroho, KRI Nanggala-402 memiliki daya jelajah untuk kedalaman laut sekira 250-500 meter. Namun, jika kapal menyelam semakin dalam ke lautan, maka kapal akan mendapat tekanan tinggi.

"Tapi kalaupun sampai 500 meter itu juga tidak bisa terlalu lama, menurut saya karena di situ tekanan itu sudah bisa memengaruhi kondisi dari badan kapal selam itu sendiri," ujarnya.

Pasalnya, jika tekanan yang diterima sudah melebihi kekuatan tekan dari kapal selam, maka yang terjadi adalah masuknya air laut ke dalam tubuh kapal, sehingga kapal selam semakin berat dan semakin turun ke dasar laut.

Baca Juga: Posisi KRI Nanggala-402 Diam Tak Keluarkan Suara, Pencarian Hanya Bisa Melalui Sonar

Djoko Nugroho menuturkan jika kapal selam Nanggala-402 meluncur ke arah timur atau ke arah tenggara dari perairan laut bagian utara Provinsi Bali, maka bisa dipastikan kapal tersebut akan jatuh ke lokasi yang lebih dalam. Tidak sekadar 700 meter, tetapi bisa lebih dalam dari 700 meter.

"Tapi kalau misalnya tadi bahwa masih punya potensi kapal ini meluncur secara lateral terus semakin ke dalam kalau ke arah timur atau tenggara masuk ke dalam cekungan Bali yang lebih dalam. Tapi kalau dia meluncur ke arah utara ataupun ke arah barat itu semakin dangkal," tuturnya.

Selain itu, ia menyebutkan dari informasi yang dibacanya di media, kapal selam Nanggala-402 tidak mudah dicari lantaran kapal selam difungsikan untuk tidak mudah dideteksi posisinya oleh musuh dalam bidang pertahanan.

Baca Juga: KRI Rimau Deteksi Satu Titik Magnet di Perairan Utara Bali, Mungkinkah Itu KRI Nanggala-402?

Artikel ini sebelumnya telah terbit di Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Ada Kemungkinan KRI Nanggala-402 Mati Mesin, BPPT: Sampai 500 Meter Kondisi Badan Kapal Bisa Tertekan" Pada 24 April 2021*** (Pikiran Rakyat/Mutia Yuantisya)

Editor: Suhargo

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler