Portalbangkabelitung.com- Belakangan ini beredar isu tentang tes PCR palsu yang memeras para WNI yang baru pulang dari luar negeri.
Info PCR positif yang diduga palsu itu sudah menyebar di Indonesia.
Acara Mata Najwa pun mencoba membongkar modus PCR positif yang diduga palsu dengan motif pemerasan terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) yang baru pulang dari luar negeri.
Baca Juga: Link Nonton The Penthouse 3 Episode 8 Sub Indo Tayang Malam ini di Tv Online
Korban dari modus tes PCR palsu ini sudah banyak.
Najwa Shihab melalui Mata Najwa pun membahas isu yang sedang hangat tersebut.
Acara Mata Najwa juga menghadirkan para korban secara daring.
Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta RCTI Jum'at 30 Juli 2021: Ricky Bantu Elsa Hilangkan Bukti
Najwa Shihab meminta keterangan dua korban dari isu pemalsuan PCR Covid-19.
Adapun dugaan modus dari pemalsuan PCR tersebut yaitu dengan memberikan hasil tes yang positif Covid-19 lalu para WNI diminta untuk karantina atau isolasi.
Korban diminta untuk mengisolasikan diri di sebuah hotel dengan biaya belasan jutaan rupiah.
Selaku korban, Iqbal mengungkapkan beberapa kejanggalan yang membuat dirinya mulai curiga bahwa itu merupakan aksi pemerasan.
Iqbal dan istrinya mulai curiga ketika dimintai biaya hotel yang terbilag cukup tinggi.
Dari pengauan Iqbal, pihak hotel meminta bayaran tambahan untuk biaya makan anaknya yang baru berusia 2 tahun.
Baca Juga: Contoh Ucapan Hari Persahabatan Internasional yang Cocok Dibagikan ke Sahabat
Padahal sebelumnya, mereka sudah menetapkan biaya hotel sebesar Rp15,6 juta lengkap dengan biaya makan.
"Ketika kita sampai di hotel, mereka (agen hotel) bilang, untuk anak saya yang berumur 2 tahun, kita harus tambah Rp4 juta untuk makan. Tapi sebelumnya mereka bilang Rp15,6 sudah semuanya (termasuk makan)," lanjutnya.
Najwa Shihab pun menanyakan perihal biaya tes PCR.
Nana bertanya apakah biaya tersebut sudah termasuk dengan biaya tes PCR.
Iqbal mengungkapkan bahwa biaya tersebut sudah termasuk dengan PCR dan mereka menjalani tes sebanyak 2 kali.
Tapi pada tes pertama, mereka tidak mendapatkan hasil yang jelas.
Bahkan sampai hari ketiga mereka isolasi, Iqbal dan istrinya belum juga mendapatkan hasil tes.
Istri Iqbal pun memutuskan untuk menanyakan hasil tes PCR.
Pihak agen hotel pun belum memberikan keterangan yang jelas dan hanya menjawab jika memang positif mereka akan dilarikan ke rumah sakit.
"Kalau hasilnya kalau (positif) pasti langsung dirujuk ke rumah sakit," kata pihak hotel.
Iqbal dan istrinya pun menganggap bahwa hasil tes mereka negatif, karena sampai saat itu mereka tidak diminta untuk pergi ke RS.
Baca Juga: Beasiswa Anak Pedagang Kaki Lima Gelombang Dua Telah Dibuka, Berikut Syarat Dan Link Pendaftarannya.
Akhirnya, sehari sebelum hari karantina selesai Iqbal dan keluarga diminta untuk melakukan tes PCR sekali lagi.
Mereka kembali melakukan tes PCR sekitar pukul 07.00 WIB, dan dijajikan hasilnya akan keluar pada pukul 18.00 WIB.
Namun setelah ditunggu-tunggu sampai jam 19.00 WIB hasilnya belum juga keluar.
Iqbal mengatakan mereka baru mendapatkan hasil tes ketika pukul 9 malam dan anaknya dinyatakan positif Covid-19.
"Jam 9 malam mereka mengetuk pintu kami, ada sekitar 5 orang dari Satgas Covid-19, dari manajemen hotel dan keamanannya juga, mereka bilang kalau anak saya positif Covid-19," ungkap Iqbal.
Keluarga Iqbal pun diminta untuk karantina di rumah sakit selama 14 hari.
Meskipun awalnya ditolak, akhirnya Iqbal meminta untuk melalukan tes PCR di lab lain.
Baca Juga: Gunung Sinabung Mengeluarkan Erupsi Selama 12 Menit, Pemerintah Tetapkan Zona Aman
Ketika mendapatkan hasilnya ternyata, anak Iqbal dinyatakan negatif Covid-19.
"Dites lagi di hari yang sama di lab yang sama hasilnya negatif Covid-19," ujar Iqbal.
Bukan hanya itu, salah satu WNI juga mengalami hal yang sama, Angela Lovenia.
Baca Juga: Masyarakat yang Sudah Vaksin Pertama Diberi Bantuan Uang Rp1 Juta? Info Hoaks Bantuan PPKM
Bahkan Angela mengaku dirinya sempat diancam apabila tidak menerima hasil tes positif tersebut maka akan dideportasi.
Berdasarkan pengakuan Angela di Mata Najwa, ia mengungkapkan bahwa anaknya yang tidak memiliki gejala Covid-19 lalu dinyatakan positif.
Atas dasar modus pemerasan, Angela juga ditawarkan untuk karantina di hotel dengan biaya Rp17,7 juta.
Angela pun memutuskan untuk melakukan tes ulang dan ternyata hasilnya non-reaktif.
"Ternyata hasilnya non-reaktif. Tidak ada antibodi. Berarti, ya, belum pernah kena, ya, sebenarnya," ajar Angela.
Isu hasil tes PCR palsu ini sudah beredar luas.
Para WNI yang baru pulang dari luar negeri dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. ***