Yaqut mengatakan, elemen utama dari penyesuaian itu dengan mengenalkan cara pandang baru terhadap sejarah dan membangkitkan kesadaran tentang perubahan realitas peradaban.
Dirinya juga menyoroti bahwa beberapa buku ajar pendidikan agama Islam lebih banyak memunculkan perang Nabi Muhammad SAW.
Padahal menurutnya, perang hanya menjadi bagian Nabi Muhammad selama 80 hari dari total 23 tahun masa kenabian.
Itu pun menurutnya, perang dilakukan karena keadaan yang sangat darurat sehingga tidak ada solusi lain selain berperang.
Sedangkan menurut Menag Yaqut, sisa 22 tahun lain mengenai masa kasih sayang dan menghargai satu sama lain tidak banyak dimunculkan dalam buku ajar pendidikan agama Islam.
Oleh sebab itu, dirinya menegaskan akan segera memperbaiki masalah tersebut.
"Tujuannya apa agar peserta didik dan masyarakat mampu menangkap nilai-nilai sejati dari agama yang harus senantiasa mendapatkan ruang manifestasi dalam konteks realitas yang terus berubah," tutur Yaqut.
Adapun strategi terakhir, adalah menjalankan gerakan nasional untuk memelihara harmoni nasional, menjaga kerukunan umat beragama dan menangkal seluruh potensi perpecahan.