Pasalnya, jika tekanan yang diterima sudah melebihi kekuatan tekan dari kapal selam, maka yang terjadi adalah masuknya air laut ke dalam tubuh kapal, sehingga kapal selam semakin berat dan semakin turun ke dasar laut.
Baca Juga: Posisi KRI Nanggala-402 Diam Tak Keluarkan Suara, Pencarian Hanya Bisa Melalui Sonar
Djoko Nugroho menuturkan jika kapal selam Nanggala-402 meluncur ke arah timur atau ke arah tenggara dari perairan laut bagian utara Provinsi Bali, maka bisa dipastikan kapal tersebut akan jatuh ke lokasi yang lebih dalam. Tidak sekadar 700 meter, tetapi bisa lebih dalam dari 700 meter.
"Tapi kalau misalnya tadi bahwa masih punya potensi kapal ini meluncur secara lateral terus semakin ke dalam kalau ke arah timur atau tenggara masuk ke dalam cekungan Bali yang lebih dalam. Tapi kalau dia meluncur ke arah utara ataupun ke arah barat itu semakin dangkal," tuturnya.
Selain itu, ia menyebutkan dari informasi yang dibacanya di media, kapal selam Nanggala-402 tidak mudah dicari lantaran kapal selam difungsikan untuk tidak mudah dideteksi posisinya oleh musuh dalam bidang pertahanan.
Baca Juga: KRI Rimau Deteksi Satu Titik Magnet di Perairan Utara Bali, Mungkinkah Itu KRI Nanggala-402?
Artikel ini sebelumnya telah terbit di Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Ada Kemungkinan KRI Nanggala-402 Mati Mesin, BPPT: Sampai 500 Meter Kondisi Badan Kapal Bisa Tertekan" Pada 24 April 2021*** (Pikiran Rakyat/Mutia Yuantisya)