Sepasang Suami Istri di Thailand Menikahkan Anak Kembar 5 Tahun, Mereka Percaya Anaknya Bernasib Buruk

- 7 Maret 2021, 14:18 WIB
Anak kembar menikah, orang tuanya percaya takhayul //*Viral Press
Anak kembar menikah, orang tuanya percaya takhayul //*Viral Press /

PortalBangkaBelitung.com – Memilki anak kembar hal yang lumrah, faktor yang menentukan adalah salah satu orang tua memiliki gen kembar ataupun faktor keturunan  apalagi melahirkan anak kembar tidak identik sepasang (laki-laki dan perempuan) 

Sepasang suami-istri bernama Weerasak dan Rewadee yang berasal dari Thailand Menikahkan anak kembar tidak identik mereka yang berusia 5 tahun, anak kembar tersebut bernama Washirawit Bee Moosika dan Rinrada Breem 

Dalam ajaran Buddha, menyatakan bahwa semua kembar yang dilahirkan secara bersamaan itu ada karena mereka memiliki 'karma' dari masa hidupnya di masa lalu yakni karena mereka adalah kekasih yang hubungannya berakhir sebelum mereka bisa menikah kala itu.

Baca Juga: Demi Keluarga, Andre Taulany Tolak Pekerjaan Dengan Honor Fantastis

Pasalnya, orang tua dari anak kembar di Thailand tersebut menikahkan anak kembar mereka saat keduanya belum tahu apa-apa soal pernikahan, dan juga keduanya merupakan kakak beradik yang lahir bersamaan.

Hal ini dilakukan orang tua si anak kembar tersebut lantaran mereka percaya pada cinta sejati. Orang tua anak kembar yang memiliki keyakinan Buddha tersebut meyakini bahwa keduanya ditakdirkan menjadi kekasih di kehidupan sebelumnya.

Untuk memenuhi kepercayaan agama Buddha tersebut, anak kembar mereka yang berbeda jenis kelaminnya tersebut lantas dinikahkan saat berusia 5 tahun.

Baca Juga: Warga Australia Membuka Kelas Yoga 'Orgasme' di Bali dengan Tarif Tinggi, Polres Belum Temukan Unsur Pidana

Oleh sebab itu, orang tua anak kembar itu kemudian menikahkan anaknya saat berusia 5 tahun karena mereka percaya bahwa karma buruk yang mengikuti kehidupan mereka di masa ini dapat ditangkis dengan cara menikahkan keduanya pada kesempatan paling awal.

Jika tidak, anak kembar tersebut akan dihantui dengan nasib buruk yang masih tersisa dari reinkarnasi sebelumnya.

Weerasak dan istrinya Rewadee mengundang teman dan kerabat untuk menyaksikan pernikahan putra dan putri mereka.

Baca Juga: Politisi Hanura Ini Bela Jokowi, Sebut Ajakan Cinta Produk dalam Negeri Tidak Salah


Pada kesempatan saat itu, Rewadee pun mengungkapkan kekhawatirannya.

Sebagimana artikel ini telah tayang Pikiran Rakyat Pangandaran.com dengan Judul "Percaya Takhayul Cinta Sejati, Anak Kembar 5 Tahun Dipaksa Menikah Oleh Orang Tuanya" yang tayang pada Minggu 7 Maret 2021

“Saya merasa sangat beruntung memiliki anak kembar tetapi saya khawatir ada sesuatu yang mengikuti mereka dari kehidupan mereka sebelumnya. Keyakinan kami adalah bahwa mereka harus menikah untuk membersihkan karma itu,” ujarnya  

Baca Juga: Kuota Internet Kembali Diberikan, Pemerintah Himbau Waspadai Penipuan

Upacara pernikahan anak kembar tidak identik mereka ini pun digelar dengan mengikuti tata cara pernikahan tradisional Thailand dengan parade, tarian, dan persembahan emas kawin dari kerabat dekat.

Tidak hanya kerabat, biksu Buddha juga hadir untuk melantunkan berkat selama penyatuan pernikahan yang tidak biasa tersebut kepada balita itu.


Setelah upacara penyatuan itu dilangsungkan, orang tua, saudara kembar, dan tamu mereka akan mengadakan pesta dansa dengan diiringi musik meriah.

Baca Juga: Kuota Internet Kembali Diberikan, Pemerintah Himbau Waspadai Penipuan

Ayah mereka, Weerasak, mengatakan bahwa ini adalah pilihan terbaik yang bisa dilakukannya demi sang anak karena kepercayaan takhayul Thailand menunjukkan bahwa salah satu dari anak kembar akan jatuh sakit kecuali mereka menikah.

"Kami percaya bahwa jika anak-anak Anda dilahirkan kembar dengan jenis kelamin yang berbeda, mereka harus menikah atau salah satu dari mereka akan jatuh sakit di kemudian hari,” ujarnya.

Weerasak mengungkapkan bahwa saudara kembar mereka adalah sepasang kekasih di kehidupan sebelumnya sehingga mereka harus memenuhi keinginan pernikahan mereka agar anak-anak mereka tumbuh dengan sehat nantinya.

Meski demikian, pernikahan si kembar itu tidak sah secara hukum sebab hanya dilakukan untuk keperluan seremonial.

Baca Juga: Kuota Internet Kembali Diberikan, Pemerintah Himbau Waspadai Penipuan

“Kami hanya melakukan ini untuk memastikan anak-anak kami aman. Kami tidak ingin mereka sakit dan tidak ada ruginya jika kami mengikuti keyakinan ini,” ujarnya. ***(Pikiran Rakyat Pangandaran/Tores Tesalonika)

Editor: Muhammad Tahir

Sumber: Pikiran Rakyat Pangandaran


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah