Diduga Akibat Virus Tokso, Bayi Ini Terlahir Tanpa Tempurung Kepala, Saat Ini Dirawat di Rumah

- 10 Maret 2021, 13:03 WIB
Bayi tanpa tempurung di Kampung Sidorejo RT 01/RW I, Kelurahan Mangkubumen, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah.
Bayi tanpa tempurung di Kampung Sidorejo RT 01/RW I, Kelurahan Mangkubumen, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah. /Antaranews/

Portalbangkabelitung.com – Muhammad Arkan Naufal Hidayatullah, bayi yang lahir pada tanggal 22 Februari 2021 ini terlahir tanpa tempurung kepala.

Hingga saat ini, ia masih bertahan di rumahnya meski harus dengan bergantung pada mesin oksigen.

Sebelumnya, bayi dengan panggilan sapaan Arkan ini terlahir secara caesar di RS Brayat Minulya.

Baca Juga: Tingkatkan Kualitas Jurnalisme, Media PRMN Lahirkan Penguji UKW

Muhammad Arkan Naufal Hidayatullah merupakan anak dari pasangan Ayu Endang Pujiati berusia 29 tahun dan Syarifudin Hidayatullah berusia 31 tahun.

Ayu Endang Pujiati, ibu dari bayi yang lahir tanpa tempurung kepala itu mengatakan bahwa anaknya dipasangkan oksigen dan selang untuk menyusu.

"Ada selang oksigen dan selang untuk menyusu, karena tidak boleh sering-sering diangkat," ujar Ayu saat ditemui di rumahnya di Kampung Sidorejo RT 01/RW I, Kelurahan Mangkubumen, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Selasa, 9 Maret 2021.

Baca Juga: Bioskop Akan Segera Dibuka, Pemerintah Terapkan Anjuran Penggunaan Alat Tes GeNose C19 Bagi Penonton

 

Meski sejumlah dokter mengatakan bahwa anak kedua Ayu itu tidak mampu bertahan hidup lebih lama, ia bersama sang suami tetap berupaya mengasuh dengan sepenuh hati.

"Dokter sempat bilang kalau kemungkinan 70 persen meninggal di kandungan, tetapi akan saya teruskan sampai kapan bertahan," katanya.

Ayu sebetulnya mengetahui kondisi anaknya akan lahir tanpa tempurung kepala tersebut sejak masih janin berusia empat bulan.

Baca Juga: Pendataan Keluarga dan Penanganan Percepatan Stunting Dilakukan BKKBN dari April Hingga Mei 2021

Bahkan, saat itu untuk memastikan kondisi anaknya Ayu sampai mendatangi empat dokter kandungan.

"Semuanya saya USG empat dimensi, tetapi hasilnya sama saja. Bahkan, tiga dokter di antaranya menyarankan untuk mengeluarkan saja mumpung masih kecil, kalau sudah besar kan sulit. Tetapi menurut saya empat bulan kan sudah bernyawa, sudah ditiupkan roh. Kasihan, keadaannya kan dia ingin hidup sehingga saya putuskan untuk melanjutkan," tuturnya.

Ayu mengatakan menurut dokter, kondisi bayi tersebut terjadi karena masuknya virus toksoplasmasis pada saat pembentukan janin di usia dua bulan.

Baca Juga: Dua Kubu Partai Demokrat Ancam Saling Lapor ke Polisi, Sudah Siapkan Bukti

"Kalau dokter bilang itu karena virus, pas hamil dua bulan pas pembentukan kemasukan virus tokso. Mungkin pas dua bulan ketahuan bisa disuntik vaksin untuk tokso, tetapi ini ketahuan empat bulan jadi sudah telat," ucap Ayu.

 

Meski kondisi bayinya tidak normal, Ayu mengatakan selama di dalam kandungan, gerakan bayi laki-laki yang lahir dengan berat 3 kg dan panjang 48 cm tersebut sangat aktif.

Sementara itu, dari sisi ekonomi pasangan ini juga bukan dari kalangan berada, Ayu sendiri hanya seorang ibu rumah tangga dan suaminya bekerja serabutan.

Baca Juga: IIPG Lakukan Bakti Sosial Bagi-Bagi Sembako Untuk Masyarakat di Kawasan Slipi

Bahkan, menurut informasi yang didapatkan, sudah dua minggu ini suaminya tidak bekerja, seperti dikutip Portalbangkabelitung.com dari Pikiran-Rakyat.com.

"Saya kan kemarin operasi caesar, jadi ini suami tidak kerja karena harus bantu merawat adek (bayi Arkan). Saya memulihkan kondisi saya sendiri dulu, kalau untuk kebutuhan sehari-hari sementara ini dibantu keluarga besar, selain itu ada beberapa orang yang ikut membantu kami," ujarnya.

Ayu mengakui kondisi tersebut tidak mudah, apalagi mesin oksigen yang digunakan untuk menopang kehidupan bayinya itu diperoleh dari hasil menyewa. Ia mengatakan untuk satu bulan, biaya sewa yang harus dikeluarkan sebesar Rp320.000.

Baca Juga: Libur Isra Mi'raj dan Hari Raya Nyepi, KemenpanRB Larang Para ASN Lakukan Hal ini

"Kalau oksigennya habis harus isi ulang, biayanya Rp100.000, empat hari sekali isi ulang. Sekarang banyak yang peduli terus dikasih bantuan," katanya.

Sebagaimana Artikel ini telah terbit di media Pikiran-rakyat.com dengan judul "Bayi Tanpa Tempurung Kepala di Jawa Tengah Kini Dirawat di Rumah, Diduga Akibat Virus Tokso" yang tayang pada Rabu 10 Maret 2021.*** (Pikiran-rakyat/Ayu Nur Anjani)

Editor: Ryannico

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x