Singgung Moeldoko, Mardani Ali Sera: Tidak Pernah Melakukan Kaderisasi, Tapi Justru Ada Dipucuk Kepemimpinan

22 Maret 2021, 12:46 WIB
Mardani Ali Sera. /Instagram.com/@mardanialisera

Portalbangkabelitung.com - Terpilihnya Moeldoko menjadi Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang masih menjadi pembicaraan hangat di kalangan politisi.

Ketua Badan Kehumasan DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera buka suara terkait hal itu.

Mardani Ali Sera dalam cuitan twitternya mengatakan, terpilihnya Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko menjadi Ketua Umum menunjukkan bahwa kaderisasi dalam partai politik betul-betul dinafikkan.

Baca Juga: Tokoh Buruh Muchtar Pakpahan Meninggal Dunia, Ketua DPD RI Sampaikan Belasungkawa

Menurutnya, hal itu merupakan peristiwa luar biasa, bahkan sangat jarang terjadi di negara-negara dengan sistem demokrasi yang mapan.

 

Pernyataan itu disampaikan Mardani melalui utas cuitan yang diposting pada Senin, 22 Maret 2021 di akun Twitter resmi miliknya.

“Terlihat bagaimana kaderisasi itu betul-betul dinafikan. Ada seseorang yang tidak pernah melakukan kaderisasi justru ada dipucuk kememimpinan,” ujarnya, seperti dikutip Potalbangkabelitung.com dari cuitan di akun Twitter @MardaniAliSera pada Senin, 22 Maret 2021.

Baca Juga: Sidang Perkara Mantan Mensos Terkait Dugaan Korupsi Dana Bansos Covid-19 Kembali Digelar

“Sesuatu hal yang luar biasa dan sangat jarang terjadi di negara-negara demokrasi yang mapan,” tambah Mardani Ali Sera.

 
Dalam utas cuitan itu, Mardani menyampaikan pendapat bahwa peristiwa dualisme yang terjadi pada internal Partai Demokrat merupakan peringatan bagi partai-partai politik lain.

Politisi PKS itu kemudian mengatakan bahwa partai yang sehat adalah partai yang terlembaga, serta sebisa mungkin harus terbebas dari kepentingan individu.

Baca Juga: Viral di Medsos, Video Ustad Gadungan yang Mampu Menggandakan Uang, Pelaku dan Istri Ditangkap Polisi

 

Menurutnya, semakin partai mengedepankan aturan main, maka akan semakin modern dan akan menjadi kokoh dalam membela demokrasi.

“Sebaliknya jika partai hanya menjadi alat kepentingan pribadi individu dan dimana sistem atau aturan main itu dikangkangi oleh kepentingan personal, maka selama itu pula partai itu akan menjadi partai yang kerdil & tradisional,” jelasnya.

“Tidak akan kokoh menjadi elemen pendukung demokrasi,” jelasnya.

Baca Juga: Selama 5 Hari Mendatang, Pemerintah Terapkan Tes GeNose C-19 di Dua Bandara Ini, Simak Selengkapnya!

Mardani juga mengatakan bahwa pelajaran lain dari fenomena kudeta Partai Demokrat adalah matinya semangat untuk berorganisasi yang alamiah.

Dirinya menjelaskan bahwa dalam suatu organisasi, berkompetisi merupakan hal biasa, serta kalah dan menang dalam politik adalah seni untuk berkuasa dan memenangkan suatu pertarungan.

“Namun jika kemudian penyelesaiannya adalah dengan cara-cara seperti ini, tentu menyebabkan hakikat berorganisasi menjadi mati, hakekat belajar bertarung secara alamiah berdasarkan konstitusi menjadi bubar,” kata Mardani Ali Sera.“Kudeta politik merupakan cara awam berpolitik dan itu berbahaya bagi demokrasi,” tukasnya.

Baca Juga: Menag Prihatin Terhadap Perilaku Radikalisme yang Semakin Merajalela: Perilaku Mereka Akibat dari Medsos

 

Editor: Ryannico

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler