"Hari pertama gereja dan hari kedua Polresta (kantor polisi)," ucap Nasir saat dihubungi, Rabu sore. Para pelakunya pun masih punya hubungan keluarga.
Dalam rekaman yang beredar, sosok penyerang Mabes Polri terlihat seperti perempuan.
Menurut Nasir, pelibatan perempuan sebagai pelaku teror terkait doktrin atau keyakinan JAD bahwa hukum perang mereka adalah fardhu ain saat ini.
Baca Juga: Kasus Kekerasan Timpa Wartawan Tempo di Surabaya, Dewan Pers Minta Polisi Usut Tuntas
"Lelaki dan wanita angkat senjata," ucapnya, dikutip Portalbangkabelitung.com dari Pikiranrakyat.com.
Pernikahan yang dilakukan dalam jaringan JAD, lanjutnya, bertujuan pula sebagai bagian dari operasi bom bunuh diri.
Tak heran, aksi-aksi bom bunuh diri yang terjadi belakangan ini melibatkan pasangan suami isteri.
Baca Juga: Jelang Hari Penyiaran Nasional, Kominfo Ingatkan Masyarakat Jangan Percaya Hoaks
Begitu juga dengan serangan bersenjata. Dengan menikah, sang isteri bisa diantar suaminya saat akan melakukan serangan bersenjata terhadap target tertentu.
Hal demikian, mungkin terjadi dalam peristiwa di Mabes Polri.