KLB Demokrat Libatkan Mantan Panglima TNI, Begini Kata Gatot Nurmantyo

- 11 Maret 2021, 10:05 WIB
Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.
Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. /Facebook.com/Gatot Nurmantyo Soewantyo

Portalbangkabelitung.com - Sikap Mantan Panglima TNI, Moeldoko yang kini menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan (KSP) ditanggapi Gatot Nurmantyo.

Seperti diketahui, Moeldoko terlibat dalam Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat dan akhirnya ditunjuk jadi Ketua Umum.

Gatot menanggapi keterlibatan Moeldoko saat menjadi salah satu pembicara di acara Mata Najwa pada Rabu, 10 Maret 2021, yang diunggah kembali ke kanal Youtube Najwa Shihab pada Kamis, 11 Maret 2021 pagi.

Baca Juga: Keponakan JK Jadi Tersangka dalam Kasus Sektor Jasa Keuangan

Gatot Nurmantyo mengaku telah mendengar Moeldoko juga dilobi untuk terlibat dalam KLB Demokrat, dari sosok yang melobinya.

Dia pun mengaku sama sekali tidak terkejut ketika melihat apa yang terjadi saat ini, karena telah diberitahu oleh sosok yang melobinya untuk terlibat dalam KLB Demokrat.

“Sama sekali saya tidak terkejut, karena saya sudah diskusi sama beliau tersebut, dan semua apa yang disampaikan itu persis terjadi,” ucap Gatot Nurmantyo, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari kanal Youtube Najwa Shihab.

Baca Juga: BPOM Ungkap Vaksin Nusantara Tak Penuhi Kaidah Klinis dalam Proses Penelitian dan Pengembangan

Sementara itu, dalam menanggapi masalah KLB Demokrat yang sama-sama melibatkan mantan Panglima TNI, dia pun lebih menyampaikan pesan kepada mantan prajurit TNI lain.

“Saya lebih ingin berbicara terdepan, mengajak siapa pun mantan prajurit TNI yang ingin melanjutkan pengabdian melalui bidang politik, mari bersama-sama kita landasinya dengan etika dan kehormatan prajurit. Etika politik yang berkepribadian,” kata Gatot Nurmantyo.

Dia pun memberikan contoh sejumlah senior di masa lalu, yang menyelesaikan perselisihan dengan partai politik mereka tanpa menggunakan kata-kata kasar.

Baca Juga: Bukan Transgender, Sersan Aprilia Manganang Dinyatakan Sebagai Lelaki, TNI-AD Siap Bantu Pengubahan Identitas

“Seperti yang dicontohkan oleh para senior-senior kami di masa lalu, mereka, contohnya di Golkar ada Pak Wiranto, ada Pak Prabowo, ketika perselisihan tidak menggunakan kata-kata yang kasar tapi mereka mendirikan partai,” tutur Gatot Nurmantyo.

Dia menambahkan beberapa senior tersebut seperti Wiranto yang mendirikan Partai Hanura, Prabowo Subianto yang mendirikan Partai Gerindra, dan Surya Paloh yang mendirikan Partai NasDem.

“Ini yang harus sama-sama perlu saya sampaikan, bahwa dalam melaksanakan kompetisi, hendaknya tetap mengedepankan kesatria, beretika, dan bermoral. Sehingga melahirkan politik yang benar-benar dihormati,” ujar Gatot Nurmantyo.

Baca Juga: Heboh! Aprilia Manganang Ganti Status Jenis Kelamin, Menpora: Saya Kira Itu Bukan Kesalahan Dia

Dia mengatakan bahwa hal itu dilakukan, karena ada pertanggungjawaban yang diemban ketika memilih cara dalam melaksanakan kompetisi.

“Mengapa demikian? Karena seperti yang saya sampaikan, bagaimana saya harus mempertanggungjawabkan, apabila saya ikut dengan cara yang tidak terhormat,” ucap Gatot Nurmantyo.

Dia juga menegaskan bahwa selama menjadi anggota Demokrat, dirinya tidak pernah sedetik pun melakukan hal-hal seperti itu.

Baca Juga: Polri Dapat Saran dari Komnas HAM Agar Tindak Kekerasan di Ruang Pemeriksaan Tidak Berulang

“Bagaimana pertanggungjawaban saya kepada istri, anak, cucu, dan mantan prajurit-prajurit saya dan keluarganya, betapa memalukannya itu,” kata Gatot Nurmantyo.

Artikel ini telah terbit di media Pikiran-Rakyat dengan judul "Gatot Nurmantyo Sindir Moeldoko: dalam Berkompetisi, Kedepankan Kesatria, Etika dan Moral" yang tayang pada Kamis, 11 Maret 2021.***(Pikiran-Rakyat/Eka Alisa Putri)

Editor: Muhammad Tahir

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah