Perhatiannya tidak hanya semata-mata soal emansipasi wanita, namun juga masalah sosial umum.
Kartini melihat perjuangan wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas.
Usai menikah dengan Bupati Rembang K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, Kartini mulai merealisasikan mimpinya.
Baca Juga: Bisnis Online Berkedok Pijat Plus-plus Berhasil Dibongkar Polresta Cirebon
Ia mendirikan sekolah wanita pertamanya di sebelah timur pintu gerbang Kantor Bupati Rembang yang kini sekarang menjadi Gedung Pramuka.
Kartini mendirikan sekolah-sekolah lain di bawah Yayasan Sekolah Kartini. Sekolah wanita didirikan di Semarang tahun 1912.
Setelah Semarang, sejumlah kota lain di Pulau Jawa menyusul, termasuk Cirebon, Yogyakarta, Surabaya, Madiun, hingga Malang dan berbagai wilayah lain di Nusantara.
Baca Juga: Mensesneg Tegaskan Isu Jokowi Akan Lakukan Reshuffle Kabinet Besok Tidak Benar
Untuk menghormati jasa Kartini, dibangun pendopo tepat di dekat makam RA Kartini di Desa Bulu, Kabupaten Rembang.
Pendopo tersebut diharapkan memberi kenyamanan bagi orang-orang yang berziarah ke makam.