Ide ini diputar terus oleh politisi berulang-ulang karena 'kebijakan ini populer'.
Padahal, pencapaian swasembada pangan di Indonesia jarang sekali terjadi setiap tahunnya.
Baca Juga: KPK Sita Uang Korupsi Eksportir Benur Sebanyak Rp52,3 Miliar, Sekjen KKP Diminta Untuk Klarifikasi!
Jamie menemukan dua sebab politisi Indonesia mampu bertahan di atas angin meski seruan 'swasembada pangan' mereka hanya omong kosong belaka.
Pertama, masyarakat banyak yang percaya saja pada pemerintah soal penetapan harga domestik meskipun tingginya harga beras dalam negeri cuma membuat rakyat miskin di Indonesia semakin menderita.
Mereka cuma tahu kalau semakin tingginya harga beras domestik, akan semakin tinggi pula pendapatan mereka.
Baca Juga: Sadis! Ayah Kandung Tega Aniaya Bayinya Sendiri, Polisi Sedang Mengejar Pelaku
Kedua, gerakan nasionalis dan antikolonial sangat erat kaitannya dengan petani padi yang menjadi simbol kemerdekaan Indonesia.
Oleh karena itu, pemerintah terus membuat citra diri sebagai pelindung petani Indonesia, termasuk Soekarno dan Soeharto.