Portal Bangka Belitung- Usai posting tagar tangkap Jozeph Paul Zhang, Ustadz Hilmi Firdausi mengaku akun Facebooknya diblokir dan tidak bisa digunakan.
Akhir-akhir ini, nama Jozeph Paul Zhang memang menghebohkan dunia Maya, pasalnya ia sudah melakukan penistaan agama dengan mengaku sebagai nabi ke-26.
Hilmi Firdausi mengatakan pada kemenkominfo untuk segera menindak operator media sosial Facebook, karena menurutnya pihak Facebook sering kali melakukan blunder.
Baca Juga: PERHATIKAN! Pemerintah Larang Takbir Keliling Malam Lebaran Idul Fitri 1442 H
"Tolong Kemenkominfo tegur operator platform medsos yang satu ini, mereka sudah seringkali blunder," tutur Hilmi.
"FB baru saya diblokir gegara memposting cuplikan berita saya tentang #TangkapJozephPaulZhang'' ucap Hilmi Firdausi sebagaimana dikutip PortalBangkaBelitung.com dari akun Twitternya @hilmi28 pada 20 April 2021.
Dalam postingannya, Ustadz Hilmi Firdausi menanyakan tentang dukungan terhadap pelaku penista agama.
Baca Juga: Rizieq Shihab Bantah Tuduhan Buat Kerumunan di Megamendung, Sebut Kerumunan Merupakan Spontanitas
"Apakah Facebook mendukung penistaan agama dan membiarkan negara ini terkoyak-koyak kerukunannya ?" tanya Hilmi.
Selain di akun Facebook, ustadz Hilmi Firdausi juga menuliskannya dalam akun Twitter.
Dalam postingan itu, Ustadz Hilmi mengajak semua umat agar bersatu menyuarakan membuat tagar tentang tangkap Jozeph Paul Zhang.
Baca Juga: Aktor Jeff Smith Akui Gunakan Ganja Sejak LuLus SMA, Kini Jeff Terancam 12 Tahun Penjara
"Saatnya umat beragama di negeri ini bersatu menyuarakan :#TangkapJozephPaulZang." ajak Hilmi.
Karena menurut ustadz Hilmi bahwa perbuatan Jozeph tersebut membahayakan kerukunan umat.
Karena hal itu, Jozeph dianggap bukan hanya menistakan agama, namun juga pelecehan terhadap penegak hukum.
Baca Juga: KKP-Bareskrim Polri Berhasil Gagalkan Penyelundupan 100 Ribu Ekor Benih Lobster ke Singapura
Apa yang dia lakukan sangat bahaya untuk kerukunan umat beragama. Polisi harus segera rilis DPO dan Imigrasi segera cabut paspornya. Ini bukan hanya tentang penistaan Islam, tapi juga martabat penegakan hukum yang dilecehkan.***